Internasional
Ledakan Bom Guncang Kiev, Balas Serangan Besar-Besaran Drone Ukraina ke Krimea
Sejumlah ledakan bom mengguncang Ibu Kota Kiev, Ukraina pada Senin (31/10/2022).
SERAMBINEWS.COM, KIEV - Sejumlah ledakan bom mengguncang Ibu Kota Kiev, Ukraina pada Senin (31/10/2022).
Serangan itu, hanya beberapa hari setelah Rusia menyalahkan Ukraina atas serangan pesawat tak berawak terhadap armada Krimea di Laut Hitam.
Sedikitnya lima ledakan terdengar di ibu kota Ukraina dari pukul 8:00 pagi sampai 8:20 pagi, menurut wartawan AFP.
Kyiv telah digempur dengan drone Iran dari 10 sampai 17 Oktober 2022 lalu.
Setelah ledakan Senin (31/10/2022), Wali Kota Vitali Klitschko mengatakan sebuah wilayah di Kiev tanpa listrik dan beberapa daerah tanpa air setelah serangan Rusia.
Serangan di ibukota Ukraina terjadi setelah Rusia menarik diri dari perjanjian penting yang memungkinkan pengiriman biji-bijian penting melalui koridor keamanan maritim.
Baca juga: Jenderal Baru Rusia Untuk Perang Ukraina Dikenal Brutal, Akan Paksa Kiev Menyerah
Kesepakatan Juli 2022 untuk membuka ekspor biji-bijian yang ditandatangani Rusia dan Ukraina dan ditengahi Turki dan PBB untuk meredakan krisis pangan global yang disebabkan oleh konflik tersebut.
“Kapal curah yang memuat 40 ton biji-bijian seharusnya meninggalkan pelabuhan Ukraina hari ini,” kata Menteri Infrastruktur Ukraina, Oleksandr Kubrakov di Twitter.
“Bahan makanan ini ditujukan untuk orang Etiopia, yang berada di ambang kelaparan," ujarnya.
"Tetapi karena koridor gandum diblokir oleh Rusia, ekspor tidak mungkin dilakukan,” tambahnya.
Rusia telah mengumumkan akan menarik diri dari kesepakatan setelah Kiev melakukan serangan pesawat tak berawak besar-besaran terhadap armada Laut Hitam.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu (30/10/2022) menuduh drone memiliki modul navigasi Kanada dan bergerak di zona aman koridor gandum.
Baca juga: Perdana Menteri Israel Kutuk Serangan Rusia ke Kiev, Sebut Sebagai Kejahatan Perang
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinan mendalam tentang situasi tersebut.
Dia menunda keberangkatannya ke KTT Liga Arab di Aljir untuk fokus pada masalah ini.
Uni Eropa pada Minggu (30/10/2022) mendesak Rusia untuk mengembalikan keputusannya.
