Berita Aceh Timur

Belum Miliki KTP, Warga Pedalaman Aceh Timur Ini Tertunda Nikah, Butuh Waktu Lama ke Idi via Sungai

Pasalnya, untuk menuju ke Aceh Tamiang, Langsa, dan ibu kota kabupaten mereka sendiri, yaitu Idi Aceh Timur, mereka harus menempuh perjalanan jauh ber

Penulis: Zubir | Editor: Mursal Ismail
Kiriman Keuchik Desa Melidi
Seorang ibu menggendong bayinya harus naik ke darat saat boat yang ia tumpangi kandas di Sungai Batu Katak disaat volume air sungai menyusut beberapa waktu lalu 

Pasalnya, untuk menuju ke Aceh Tamiang, Langsa, dan ibu kota kabupaten mereka sendiri, yaitu Idi Aceh Timur, mereka harus menempuh perjalanan jauh berjam-jam. 

Laporan Zubir | Langsa 

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Warga empat desa di Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, yakni Desa Melidi, Desa Tampur Paloh, Tampur Bor, HTI Ranto Naru, benar-benar terisolir. 

Pasalnya, untuk menuju ke Aceh Tamiang, Langsa, dan ibu kota kabupaten mereka sendiri, yaitu Idi Aceh Timur, mereka harus menempuh perjalanan jauh berjam-jam. 

Akses perjalanan itu hanya bisa dilakukan menggunakan boat melalui alur Sungai Tamiang melewati Sungai Batu Katak. 

Sungai Batu Katak ini, warga setempat juga menyebutknya "sungai maut" karena banyak warga yang mengalami kecelakaan hingga meninggal di sungai ini.

Berhubung karena kondisi ini pula, ada warga di sana yang belum memiliki KTP.  

Setidaknya hal ini disampaikan Keuchik Desa Melidi, Zailani, kepada Serambinews.com yang berapa hari lalu masuk ke Desa Melidi dengan puluhan offroader Aceh Forest Xplorer (AFX) Ke-9 Tahun 2022.

Warga Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, harus menggunakan boat dengan menelusuri sungai Batu Katak untuk menuju daerah Babo, Aceh Tamiang. Foto direkam baru-baru ini.
Warga Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, harus menggunakan boat dengan menelusuri sungai Batu Katak untuk menuju daerah Babo, Aceh Tamiang. Foto direkam baru-baru ini. (SERAMBINEWS.COM/ZUBIR)

Baca juga: VIDEO - Offroader AFX IX 2022 Menembus Melidi Desa Terisolir di Pedalaman Aceh Timur

Menurutnya, karena akses transportasi satu-satunya harus mengarungi Sungai Batu Katak dengan boat, akses mereka serba sulit. 

Termasuk untuk mengurus administrasi kependudukan harus menuju Idi atau Ibu Kota Aceh Timur

Butuh waktu berhari-hari warga menyelesaikannya, karena warga harus menuju Pusat Ibu Kota Aceh Timur tersebut. 

"Sekarang ada warga saya mau nikah belum bisa, karena mereka belum ada KTP.

Untuk mengurus KTP harus ke Idi, warga di sini kondisi keuangnya pas-pasan, butuh berhari-hari untuk mengurusnya ke Idi.

Syarat keluar buku nikah harus ada KTP, karena data indetitasnya harus tercatat di data kependudukan," paparnya lagi.

Sejumlah warga Desa Melidi nekat melintasi Sungai Batu Katak dengan boat saat arus air kencang beberapa waktu lalu
Sejumlah warga Desa Melidi nekat melintasi Sungai Batu Katak dengan boat saat arus air kencang beberapa waktu lalu (Kiriman Keuchik Desa Melidi)

Baca juga: Dari Langsa, Puluhan Offroader AFX Tiga Hari Menembus Melidi, Desa Terisolir di Pedalaman Aceh Timur

Sementara itu pemerintah hingga kini ini belum membangun akses jalan darat dan jembatan bagi warga Desa Melidi agar bisa menuju Babo, karena aksesnya lebih dekat dan cepat.  

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved