Berita Aceh Tamiang
Lintas Banda Aceh-Medan Lumpuh, Bus dan Truk Nekat Terobos Banjir, Sejumlah Desa Terisolir
Polisi juga mengontrol posisi kendaraan yang melintas untuk menghindari penumpukan di atas jembatan Kota Kualasimpang
KUALASIMPANG - Arus lalu lintas dari Banda Aceh ke Medan, Sumatera Utara, lumpuh total.
Hal itu disebabkan oleh tingginya genangan banjir yang merendam ruas jalan nasional pada beberapa titik di wilayah Aceh Tamiang pada Kamis (3/11/2022).
Banjir yang melanda kabupaten itu semakin memburuk menyusul hujan deras yang kembali mengguyur sepanjang Rabu (2/11/2022) malam.
Akibatnya, ratusan kendaraan dari arah Medan menuju Aceh dan sebaliknya terjebak hingga menyebabkan kemacetan panjang.
Tumpukan kendaraan terlihat memenuhi jalan utama di Kota Kualasimpang sejak Kamis (3/11/2022) dini hari.
Hingga siang kemarin, belum ada tanda-tanda pergerakan kendaraan yang terjebak tersebut.
Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Imam Asfali, mengatakan, pihaknya sudah mengerahkan seluruh sumber daya untuk mengatasi persoalan itu.
Untuk mencegah situasi semakin memburuk, menurut Kapolres, pihaknya menutup sementara akses lalu lintas.
Artinya, kendaraan dari arah Banda Aceh menuju Medan diarahkan putar balik.
Polisi juga mengontrol posisi kendaraan yang melintas untuk menghindari penumpukan di atas jembatan Kota Kualasimpang.
“Untuk sementara kita berlakukan putar balik.
Baca juga: Terseret Banjir, Pengendara Sepmor Sempat Tenggelam
Baca juga: Mobil Jenazah Warga Aceh Utara yang Terjebak Banjir di Aceh Tamiang Akhirnya Bisa Dievakuasi
Kami harap pengendara maklum, karena hal ini untuk mencegah situasi menjadi semakin memburuk,” kata Imam didampingi Kasat Binmas, AKP S Purba.
Terobos banjir
Sejumlah kendaraan berukuran besar terlihat nekat untuk mencoba menerobos banjir yang menggenangi jalan lintas Sumatera pada beberapa titik di wilayah Aceh Tamiang, kemarin.
Kendaraan ini sebelumnya terjebak banjir sejak Kamis (3/11/2022) Subuh hingga membuat tumpukan kendaraan mengular mulai dari Kawasan Kecamatan Kejuruan Muda hingga Karang Baru.
Kadis Perhubungan Aceh Tamiang, Syuibun Anwar, mengatakan kenekatan sopir itu tidak terlepas dari ketinggian air yang menggenangi jalan mulai berkurang.
Namun, berkurangnya debit banjir ini tidak signifikan, sehingga lebih banyak kendaraan yang memilih bertahan.
“Kalau kita perhatikan, hanya kendaraan besar seperti truk dan bus yang berani.
Kalau kendaraan pribadi belum berani, masih tinggi airnya,” kata Syuibun.
Syuibun mengungkapkan, tumpukan kendaraan itu akibat banyaknya titik genangan air di Jalan Medan-Banda Aceh.
Menurut catatan pihaknya, sebut Syuibun, setidaknya ada lima titik genangan tinggi di jalan nasional tersebut yakni Sriwijaya, Minuran, Kebun Tengah, Sungai Liput, dan Simpang Pulo Tiga.
Untuk diketahui, banjir di Aceh Tamiang sudah memasuki hari ketiga.
Baca juga: Banjir Mulai Rendam Hilir Aceh Tamiang, TNI Bangun Tanggul Darurat
Ketinggian air semakin meluas menyusul masih tingginya intensitas hujan pada malam hari.
Data terakhir, banjir itu sudah menggenangi 130 kampung yang tersebar di 12 kecamatan.
Sementara warga yang harus mengungsi akibat banjir tersebut diperkirakan sudah mencapai 1.500 jiwa.
Sejumlah kampung terisolir
Dampak lain dari banjir tersebut, sejumlah kampung di Kecamatan Sekerak, dilaporkan terisoli.
Karena itu, warga berharap pemerintah menyalurkan bantuan masa panik kepada mereka karena mereka sudah terkurung banjir selama lima hari.
“Kami sudah lima hari terisolir, dan sampai hari ini (kemarin-red) bantuan apapun belum ada,” kata Sekretaris Kampung Pematang Durian, Burhanuddin, kepada Serambi, Kamis (3/11/2022).
Untuk diketahui, Kampung Pematang Durian, Kecamatan Sekerak, dihuni oleh 100 Kepala Keluarga (KK) atau 357 jiwa.
Kampung ini berada di balik Sungai Tamiang dan untuk menuju ke sana harus menyeberang dengan rakit.
“Rakit masih ada, kami ikat biar tidak hanyut,” kata Burhan.
Burhan mengatakan, dua akses menuju kampung mereka yaitu Sulum dan Sekumur, sudah terendam banjir sejak lima hari lalu.
Kondisi itu diperparah lagi dengan kondisi air sungai yang meluap hingga merendam rumah penduduk.
“Ada jembatan yang sedang dibangun, tapi kami lihat sampai hari ini tidak ada lagi kelanjutannya,” ungkap Burhanuddin.
Informasi yang dihimpun, kondisi serupa juga dialami kampung lain di Sekerak.
Setidaknya ada lima kampung lain di kecamatan itu yang masih terisolir yakni Balai Karang, Sulum, Juar, Sekumur, dan Suka Makmur. (mad)
Baca juga: Banjir Aceh Tamiang Nyaris Renggut Jiwa, Pengendara Sepeda Motor Sempat Tenggelam Terseret Banjir
Baca juga: Terkepung Banjir, Warga Sejumlah Kampung di Seberang Sungai Aceh Tamiang Terisolir, Harap Bantuan