Kesehatan
Pasutri di Aceh Tenggara Positif HIV/AIDS, Jangan Anggap Remeh! Ini Gejala dan Faktor Utamanya
HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga daya tubuh semakin melemah dan rentan diserang berbagai penyakit.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Pasutri di Aceh Tenggara Positif HIV/AIDS, Jangan Anggap Remeh! Ini Gejala dan Faktor Utamanya
SERAMBINEWS.COM – Pasangan suami istri (pasutri) di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh dinyatakan positif mengidap HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Sementara dua pria warga Aceh Tenggara lainnya dinyatakan suspek atau mengarah pada gejala HIV.
Keduanya pria tersebut berusia 42 tahun dan 19 tahun.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Tenggara, Sukrimanto SKM mengatakan, pasangan suami istri yang positif HIV/AIDS sudah rutin berobat di Medan dan sudah dijalani selama dua tathun.
Baca juga: 8 Warga Aceh Tengah Terinfeksi HIV/AIDS, Empat Diantaranya Meninggal
Sementara dua pria Aceh Tenggara yang dilaporkan suspek HIV, selama ini berada di Aceh Tenggara. Karena sakit pulang kampung dan berobat.
Akhirnya, kata Sukrimanto, petugas puskesmas menemukan kedua pria suspek HIV. Keduanya kini masih di rawat di RSU.
Meski dinyatakan suspek, tetapi keduanya belum tentu positif HIV dan harus diperiksa laboratorium untuk menentukan positif atau tidak.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Aceh pada 2021, tercatat ada 155 kasus baru yang positif HIV/AIDS.
Angka itu diperoleh dari hasil skrining HIV pada 43.120 orang. Hasilnya ditemukan 155 kasus baru yang positif HIV/AIDS.
Dari angka itu, yang HIV ada 100 orang dan yang positif AIDS ada sebanyak 55 orang. Kasus HIV/AIDS tertinggi adalah Kota Banda Aceh sebanyak 35 orang.
Baca juga: Pasutri di Aceh Tenggara Positif HIV/AIDS, Dua Pria Suspek
Jangan Anggap Remeh!
HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga daya tubuh semakin melemah dan rentan diserang berbagai penyakit.
HIV merupakan virus yang tergolong sangat mematikan.
HIV yang tidak cepat ditangani akan berkembang menjadi AIDS, yang mana kondisi ini merupakan stadium akhir dari infeksi HIV dan tubuh sudah tidak mampu untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
HIV merupakan jenis virus yang rapuh. Virus ini tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia.
HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi virus HIV.
Cairan yang dimaksud merupakan cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan juga ASI.
Akan tetapi perlu juga diketahui bahwa HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urine.
Faktor Utama Resiko Penularan HIV/AIDS:
- Sering berganti pasangan
- Melakukan hubungan seksual yang beresiko baik homoseksual maupun heteroseksual
- Menggunakan jarum suntik narkoba secara bersamaan
- Penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin
Gejala HIV/AIDS
Dikutip dari Kementerian Kesehatan RI, berikut tahapan gelaja seseorang terinfeksi HIV/AIDS:
Tahap 1 (Periode Jendela)
- HIV masuk kedalam tubuh, tidak ada tanda-tanda khusus, ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) tampak sehat dan merasa sehat
- Tes HIV belum bisa mendeteksi keradaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu sampai 3 bulan
Tahap 2 (HIV Positif/Tanpa Gejala)
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) masih tampak sehat, dan merasa sehat
- Tes sudah dapat mendeteksi status HIV ODHA.
- Umumnya ODHA dapat terlihat sehat, selama 5 s.d 10 tahun terantung daya tahan tubuh.
Tahap 3 (HIV Positif/Muncul Gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin menurun
- Mulai muncul gejala penyakit lainnya, misalnya pembengkakan kelenjar limfa, diare terus - menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung lebih dari satu bulan, tergantung daya tahan tubuh.
Tahap 4 (AIDS)
- Kondisi sisitem kekebalan tubuh sangat lemah.
- Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah.
Orang dengan AIDS sudah pasti HIV positif, namun orang dengan HIV positif setyelah mengetahui statusnya segera melakukan pengobatan ARV (Anti Retroviral) ada kemungkinan kondisinya tidak akan sampai pada tahap AIDS.
Pencegahan HIV/AIDS
Penularan HIV dapat dicegah melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Ayo kita hindari perilaku beresiko untuk mencegah penularan HIV, yaitu dengan melakukan:
A: Abstinence atau tidak melakukan hubungan Seks
B: Be Faithful (setia pada pasangan sah), sebaiknya lakukan VCT (Voluntary Conseling and Testing) sebelum menikah untuk mengetahui status HIV jika kita sudah berperilaku berisiko.
C: Condom, jika setelah VCT tahu salah satu pasangan sah terinfeksi HIV, maka kondom adalah cara untuk mencegah penularan.
D: Drugs, tidak menggunakan Narkoba, apalagi menggunakan jarum suntik yang tidak steril dan menggunakannya bersama-sama.
E: Education, belajar tentang HIV AIDS dan sebarkan pada orang lain.
E: Equipment, Penggunaan alat/media yang tidak steril, misalnya penggunaan jarum suntik/ jarum untuk membuat tattoo dan tindik yang tidak steril bisa menjadi media penyebaran HIV.
Dengan mengetahui cara penularan dan pencegahan HIV, maka tidak lagi ada stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
Untuk itu ODHA bisa bergaul dengan siapa saja, dan jika mengetahui ada keluarga atau teman dengan status HIV maka jangan dikucilkan, namun berikan dukungan untuk mereka hidup sehat.
Segera lakukan pemeriksaan di unit layanan kesehatan terdekat apabila Anda sudah prilaku beresiko. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)