Perwira Polisi Bulgaria Ditembak Mati di Perbatasan Turki, Usai Baku Tembak Dengan Migran

SERAMBINEWS.COM,M SOFIA - Seorang perwira polisi Bulgaria ditembak mati di perbatasan Turki, tenggara negara Balkan itu.

Polisi itu tewas saat terjadi baku tembak dengan sekelompok migran yang dicurigai, kata Menteri Dalam Negeri Ivan Demerdzhiev, Selasa (8/11/2022).

Insiden itu terjadi pada pukul 20:30 pada Senin (/7/11/2022) malam, ketika tembakan dilepaskan dari wilayah Turki ke seorang petugas polisi perbatasan.

Kemudian, seorang prajurit yang berpatroli di perbatasan dekat desa Golyam Dervent membalas tembakan, kata Demerdzhiev.

Petugas polisi, yang sedang memeriksa luka di pagar di sepanjang perbatasan tewas di tempat.

Prajurit itu, yang tidak terluka, membalas tembakan setelah mendengar 10 hingga 15 tembakan dan sekelompok orang yang diduga migran telah mundur.

Baca juga: Penjaga Pantai Yunani Selamatkan Puluhan Migran, Perahu Layar Dihantam Cuaca Buruk di Laut

"Ini tindakan kriminal, agresi ekstrem," ujarnya.

"Ini menjadi serangan pertama dengan senjata api oleh para migran," kata Dermendzhiev, yang bergegas ke lokasi kejadian kepada wartawan.

“Mulai sekarang, kami tidak akan berkompromi dengan siapapun yang membahayakan kesehatan dan kehidupan petugas kami,” katanya.

Tidak segera jelas seberapa besar kelompok itu, atau apakah satu atau beberapa orang menembaki perwira dan tentara itu.

Dermendzhiev mengatakan pihak berwenang Turki telah berjanji bekerja sama mencari para pelaku.

Dia akan meminta Turki memerangi jaringan perdagangan manusia secara lebih aktif.

Baca juga: Perusahaan Piala Dunia 2022 Qatar Dituduh Biarkan Keluarga Pekerja Migran Terlilit Utang dan Miskin

Bulgaria telah mengerahkan sekitar 350 tentara di sepanjang perbatasan selatannya dengan Turki dan Yunani.

Hal itu untuk membantu polisi perbatasan memerangi masuknya migran yang terus meningkat.

Bulgaria terletak di salah satu rute yang digunakan para migran dari Timur Tengah dan Afghanistan untuk memasuki Uni Eropa.

Sebagian besar migran tidak berencana tinggal di negara anggota termiskin di blok itu, tetapi ingin pindah ke negara-negara kaya di Eropa Barat.(*)