Berita Banda Aceh

Kasus Gagal Ginjal Anak di Aceh Belum Ada Untuk Awal November, Direktur RSUDZA: Menurun Drastis

“Kondisi itu mengindikasikan, bahwa jumlah anak yang menderita sakit gagal ginjal akut di daerah ini telah menurun drastis, “ kata Direktur RSUZA

Penulis: Herianto | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Direktur RSUDZA dr Isra Firmansyah, serahkan plakat kepada Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Ena, usai acara pertemuan di Auditorium RSUDZA Rabu (9/11/2022) 

Laporan Herianto | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) dr Isra Firmansyah menyatakan, kasus gagal ginjal akut pada anak yang dirujuk Rumah Sakit Umum Dearah (RSUD) Kabupaten/Kota ke RSUDZA, sampai 9 November 2022, belum ada, atau sudah nol.

Sedangkan pada Oktober lalu, cukup banyak mencapai 14 orang anak.

“Kondisi itu mengindikasikan, bahwa jumlah anak yang menderita sakit gagal ginjal akut di daerah ini telah menurun drastis, “ kata Direktur RSUDZA, dr Isra Firmansyah pada acara pertemuan dengan Rombongan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IX DPR RI, di ruang pertemuan RSUZA, Rabu (9/11/2022).

Isra menyebutkan, jumlah pasien Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA) yang di rujuk RSUD Kabupaten/Kota, sejak Juni – Oktober 2022 lalu, mencapai 30 orang.

Dari jumlah tersebut, yang sembuh dan sudah pulang sebanyak 6 orang, meninggal dunia 22 orang dan masih dirawat 2 orang.

Kenapa jumlah pasien gagal ginjal akut pada anak yang meninggal dunia cukup banyak di RSUDZA, kata Isra Firmansyah, disebabkan kondisi anak yang mengalami gejala gagal ginjal akut, yang dirujuk ke RSUDZA, sudah dalam kondisi kritis.

Baca juga: Mencegah Gagal Ginjal, Dari Minum Air Putih Hingga Jaga Berat Badan

Bahkan ada juga, yang telah meninggal dunia dalam perjalanan, sebelum tiba di RSUDZA  Banda Aceh.

Kasus gagal ginjal akut pada anak di Aceh, ungkap Isra Firmansyah, terjadi mulai bulan Juni, ada 2 pasien, Juli bertambah 4 pasien, Agustus tambha lagi 2 pasien, September 10 pasien dan puncaknya terjadi Oktober sebanyak 14 pasien.

Pada bulan ini, sampai 9 November 2022, belum ada yang dirujuk masuk ke RSUDZA.

Kenapa pada bulan ini pasien gagal ginjal akut pada anak, kasusnya telah menurun drasis, menurut Isra Firmansyah, disebabkan banyak hal.

Antra lain, setelah pemerintah mengumumkan obat sirup demam/panas, batuk dan flu untuk anak yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) dilarang beredar, para orang tua, tidak lagi membeli obat yang dilarang tersebut.

Pengumuman dan larangan dari pemerintah pusat tersebut, cepat ditindaklanjuti oleh BPOM Aceh, Dinkes Aceh, Dinkes Kabupaten/Kota, bersama aparat keamanan setempat, melakukan razia obat sirup turun panas, batuk dan flu yang dilarang edar dan dijual, di berbagai tempat penjualan obat dan Apotik di daerah.

Selanjutnya, setelah pemerintah pusat menemukan obat penawar penyakut gagal ginjal akut pada anak (fomefizol) yang dimpor dari Singapura dan langsung mengirimkan ke rumah sakit daerah yang sedang mengobati pasien gagal ginjal akut pada anak, penyembuhan anak yang terkena penyakit gagal ginjal akut menjadi tinggi.

Baca juga: VIDEO - Obat Gagal Ginjal Akut dari Jepang Sudah Tersedia di RSUZA

Di RSUDZA, saat ini hanya tinggal ada dua orang pasiuen gagal ginjal akut pada anak dan sedang di rawat.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved