Berita Lhokseumawe

Di Lhokseumawe Sangat Banyak Warga Tolak Sapinya Diberi Tanda Berbarcode, Ini Alasannya

Pada tanda berbentuk ear taq (dipasang seperti kerabu di kuping sapi) juga memiliki barcode. Di barcode terdata nama pemilik sapi dan juga asal daerah

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Muhammad Hadi
For Serambinews.com
Proses pemasangan tanda pada sapi yang sudah divaksin PMK di Kota Lhokseumawe baru-baru ini 

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe

SERAMBiNEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Petugas Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Pangan (DKPPP) Lhokseumawe dalam dua pekan terakhir telah mulai memberi tanda pada sapi-sapi yang sudah divaksin PMK.

Pada tanda berbentuk ear taq (dipasang seperti kerabu di kuping sapi) juga memiliki barcode. Di barcode terdata nama pemilik sapi dan juga asal daerah.

Sedangkan sampai dengan Senin (14/11/2022) hari ini,  baru 68 sapi yang telah diberi tanda.

Minimnya sapi yang telah diberi tanda sehubungan sangat banyak terjadi penolakan.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPPP Kota Lhokseumawe  Drh Afrizal, kembali menjelaskan, sesuai arahan pemerintah, sekarang ini semua sapi yang sudah divaksin harus diberi tanda berbarcode.

Sedangkan untuk menjalankan program ini, pihaknya sudah mendapatkan bantuan sebanyak 2.000 tanda dari Kementerian Pertanian.

Baca juga: 3 Hari, 11 Sapi dan 16 Kambing Dijaring Satpol PP Aceh Jaya

Selanjutnya, proses pemasangan tanda pada sapi yang sudah divaksin sudah dimulai sejak dua pekan lalu.

Namun dakuinya, saat proses pemasangan tanda, lebih banyak pemilik ternak yang menolak. 

Alasan penolakan, ada warga yang mengaku takutnya nantinya setelah diberi tanda status sapinya akan menjadi milik pemerintah, ada yang takut akan terkena penyakit, serta berbagai alasan lainnya.

"Jadi kalau dipersentase, mencapai 90 persen yang menolak dan hanya 10 persen yang mau. Namun begitu, kami tetap terus menurunkan petugas untuk mencari peternak yang mau sapinya diberi tanda.

Karena tanda tersebut kedepannya sangat diperlukan. Untuk menandakan kalau sapi susah divaksin PMK dan juga sudah boleh dibawa ke luar daerah dan juga ke pasar," pungkasnya.

Baca juga: Mata Uang Kripto Ambruk, Peringatan Warren Buffet Jadi Kenyataan

Zero Kasus PMK

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPPP Kota Lhokseumawe  Drh Afrizal, juga  menyebutkan, penemuan sapi terjangkit PMK di Lbokseumawe dimulai pada awal Mei 2022 lalu.

Dimana saat diketahui bahwa sudah ada sapi di Aceh Tamiang yang terjangkit PMK, maka pihaknya langsung turun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved