Berita Pidie

Proyek Jembatan di Mane Mangkrak

Proyek jembatan 8 miliar lebih di kawasan perkebunan Kecamatan Mane, Pidie dilaporkan mangkrak

Editor: bakri

SIGLI - Proyek jembatan rangka baja yang menguras Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) Rp 8 miliar lebih di kawasan perkebunan Kecamatan Mane, Pidie dilaporkan mangkrak.

Saat ini, sebagian lantai dari material plat rangka baja itu sudah patah.

Sarana itu layak disebut jembatan " Abu Nawas", lantaran jembatan yang panjangnya 50 meter itu sudah berdiri tegak, namun belum bisa digunakan warga.

Pantauan Serambi, Minggu (20/11/2022), proyek jembatan rangka baja terletak di tengah perkebunan warga melintasi aliran Krueng Leumiek, Kecamatan Mane.

Untuk menuju jembatan rangka baja tersebut, warga harus melintasi badan jalan bebatuan yang sebagian sudah ditutupi tumbuhan liar yang jauhnya sekitar 2 kilometer.

Jalan itu hanya boleh dilewati satu mobil.

Kondisi jalan yang dihiasi batu gunung sedikit menanjak dan menurun, sehingga sangat sulit dilintasi petani saat musim penghujan.

Sebab, badan jalan berubah menjadi licin.

Petani di sana berharap ruas jalan menuju ke jembatan rangka baja harus diperbaiki jika nantinya berfungsi.

Data dari sistem elektronik unit layanan pengadaan (ULP) Setdakab Pidie, bahwa proyek pembangunan jembatan rangka baja di aliran Krueng Leumiek mulai dibangun tahun 2018 dengan sumber DOKA dengan nilai kontrak Rp 1,5 miliar dikerjakan CV Bina Bersama.

Lalu, tahun 2019 dilanjutkan dengan sumber dana yang sama dengan nilai kontrak Rp 6,9 miliar dikerjakan CV Lz Brother.

Baca juga: Ditagih Pembangunan Mangkrak, Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki: Sudah Dicatat, Mudah-mudahan Bisa

Baca juga: Mangkrak Empat Tahun, Stadion Tamiang Jadi Tempat Gembala Ternak

Sulaiman, seorang aparatur gampong di Kecamatan Mane kepada Serambi, Senin (21/11/2022) mengatakan, jembatan rangka baja yang mangkrak itu, sejatinya harus dilanjutkan kembali hingga bisa dimamfaatkan masyarakat.

Ia menyebutkan, jembatan rangka baja itu menghubungkan dua gampong di Kecamatan Mane.

Adalah Gampong Lutueng dengan Mane.

Menurutnya, dengan adanya sarana penyeberangan itu sangat bermanfaat bagi warga saat mengangkut hasil perkebunan menggunakan kendaraan.

Seperti kopi, kakao, pinang, durian dan berbagai komoditi lainnya.

" Kalau jembatan rangka baja itu tidak siap dikerjakan, petani tidak bisa mengangkut hasil panen menggunakan roda empat.

Jadi hasil panen harus kita pikul dengan menaiki jembatan tersebut," kata Sulaiman.

Ia menambahkan, jembatan itu sudah lama mangkrak.

Saat ini, sebagian lantai dari bahan material plat rangka baja mengalami patah dan berkarat.

"Kita minta kepada Pemkab Pidie, agar cepat melanjutkan proyek jembatan mangkrak tersebut.

Selain itu, jalan menuju jembatan harus diperbaiki," pungkasnya.

2023, Tak Dilanjutkan

Baca juga: Pj Bupati Janjikan Kelanjutan Pembangunan Gedung DPRK Bireuen, Sempat Mangkrak Dua Kali

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pidie, Buchari kepada Serambi, Senin (21/11/2022), mengungkapkan, untuk kelanjutan terhadap pembangunan jembatan rangka baja menghubungkan Gampong Lutueng dan Mane, Kecamatan Mane tidak dilanjutkan pada tahun 2023.

Menurutnya, PUPR Pidie kekurangan anggaran untuk melanjutkam proyek jembatan itu.

Bahkan, kata Buchari, anggaran dari DOKA yang diusulkan sekitar Rp 56 miliar tahun 2023, ternyata hanya dikabulkan Rp 16 miliar.

Dana tersebut sudah diplotkan untuk ruas jalan.

Sehingga, tidak cukup untuk pembangunan jembatan.

"Kita merencanakan 2024 jika DOKA mendukung untuk lanjutan pembangunan jembatan rangka baja di Kecamatan Mane itu," ujarnya. (naz)

Baca juga: Rumah Sakit Regional Dibangun, Proyek Mangkrak Dilanjutkan

Baca juga: Jembatan Abu Nawas di KB Tanjong Masih Mangkrak, Diusulkan Dana Kembali Rp 5 Miliar

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved