Jurnalisme Warga
Kisah Putra Aceh Jalani Wisuda di Negeri Kinanah
Momen akbar ini juga sama bernilainya bagi mereka yang mendapat gelar sarjana, magister, atau bahkan doktoral

OLEH MUHAMMAD RAHMAT SETIAWAN, alumnus S1 Ilmu Tafsir dan Ulumur Quran Universitas Al-Azhar, melaporkan dari Kairo, Mesir
Wisuda merupakan momen sakral yang dinanti-nantikan para mahasiswa.
Momen perayaan kelulusan bagi para mahasiswa ini melahirkan jutaan ekspresi dan sukacita.
Bahkan tidak sedikit dari mahasiswa yang berkata, tidak sah jadi sarjana kalau tidak memakai toga.
Bagaimana tidak, dalam prosesi wisuda para mahasiswa diberikan apresiasi oleh pimpinan kampus atas pencapaiannya.
Disaksikan kedua orang tuanya, bahkan tidak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata melihat kilas balik perjuangan, pengorbanan, serta kegigihan dalam menuntut ilmu pengetahuan.
Momen akbar ini juga sama bernilainya bagi mereka yang mendapat gelar sarjana, magister, atau bahkan doktoral.
Pun tak kalah bahagianya baik mereka yang studi di negara sendiri atau bahkan di luar negri.
Namun, setiap kampus pasti beda perayaannya.
Setiap negara pasti beda pula atmosfenya.
Begitulah yang saya rasakan ketika menjalani wisuda jauh dari keluarga, bagaimana kita diapresiasi oleh pimpinan kampus tanpa disaksikan keluarga, bahkan orang tua tercinta.
Baca juga: 7 Alumni Angkatan Pertama Dayah Insan Qurani Diwisudakan di Universitas Al Azhar Mesir
Baca juga: Putra Aceh Asal Panton Labu Raih Cum Laude Master Ushul Fikih di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir
Saya, Rahmat, alumnus Pascasarjana Jurusan Tafsir dan Ulumul Quran, Universitas Al-Azhar.
Saya alumnus Pesantren Al-Munjiya Islamic Boarding School, Aceh Selatan.
Beberapa waktu lalu saya baru mengikuti prosesi wisuda atas gelar license (Lc) di Universitas Al Azhar.
Sebuah universitas tertua kedua di dunia setelah Universitas Al-Qarawiyyin, Maroko.