Internasional
Seorang Mantan Pengantin ISIS Inggris Terancam Mati di Kamp Kurdi Suriah, Ini Penyebabnya
Mantan pengantin ISIS asal Inggris yang ditahan di sebuah kamp penjara Kurdi di Suriah timurlaut terancam mati tanpa intervensi medis.
“Segala sesuatu tentang ini berantakan," ujarnya.
"Putranya juga rentan dan menyaksikan semua ini dan berada di tempat yang seharusnya tidak ada anak,” katanya.
Layla berbicara kepada Sunday Times pada Juni 2022 dengan mengklaim:
"Saya tidak pernah menjadi ancaman."
“Apa pun yang menurut orang telah saya lakukan, saya siap untuk diadili."
"Saya membuat kesalahan, mengapa anak saya harus membayar?"
“Hidup di kamp benar-benar sulit."
"Sulit untuk berjalan di atas batu dengan kruk saya."
"Saya malu harus meminta bantuan untuk semuanya, dan tendanya sangat panas dan saat berangin saat seluruh tenda bergerak."
Baca juga: Ali Khamenei Minta Rakyat Iran Bersatu Hadapi ISIS, Demonstran Serukan Kematiannya
Kelompok hak asasi manusia Reprieve juga mengimbau pemerintah Inggris untuk segera bertindak dan menyelamatkan Layla.
Organisasi tersebut mengirimkan surat kepada Menteri Luar Negeri James Cleverly dengan mengatakan:
“Kondisinya menjadi kritis dan seorang dokter setempat mengatakan kepadanya tanpa operasi mendesak, dia akan mati."
"Dia membutuhkan bantuan medis segera yang tidak dapat diberikan di timurlaut Suriah.”
Menanggapi banding tersebut, Cleverly mengatakan kepada The Times:
“Saya tidak nyaman membahas kasus tertentu, karena sulit dan sensitif, serta kami harus melihat dulu kasusnya.”(*)