Salam
Ayo, Awasi Jajanan Anak
Bocah di kabupaten itu mengalami keracunan setelah memakan coklat yang dibeli di kedai tak jauh dari rumahnya
KETUA Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dan Aceh Selatan, Suhaimi mendesak pemerintah menginspeksi jajanan anak di kantin-kantin sekolah untuk memastikan setiap makanan dan minuman yang dijual harus bersih dan menyehatkan.
Desakan ini disuarakan menyusul adanya bocah di kabupaten itu mengalami keracunan setelah memakan coklat yang dibeli di kedai tak jauh dari rumahnya.
Ketiga bocah mengalami muntah-muntah bahkan sempat hilang kesadaran.
Ketiganya segera mendapat pertolongan setiba di rumah sakit.
Agar kasus menakutkan itu tak terjadi pada anak-anak lainnya, maka menurut YARA, pemerintah perlu memastikan bahwa kantin-kantin sekolah tidak menjual makanan dan minuman yang mengandung zat-zat berbahaya.
Permasalahan gizi dan kasus anak-anak keracunan makanan belakangan cenderung meningkat.
Di luar Aceh, ada pemerintah kabupaten dan kota yang sudah sangat serius merespon fenomena mencemaskan itu.
Antara lain dengan kegiatan meningkatkan pemahaman gizi dan keamanan jajanan anak sekolah.
Fokusnya pada SD atau MIN, tempat awal anak-anak mengenal makanan jajanan.
Dan, harus diingat bahwa kegiatan ini juga sebagai mekanisme jaminan kesehatan anak.
Ini terkait pemenuhan hak kesehatan anak yang diatur UU.
Jadi, ini sebagai mekanisme jaminan kesehatan anak untuk memenuhi hak kesehatan anak.
Baca juga: Tiga Bocah Keracunan Saat Jajan, YARA Desak Pemkab Abdya Sidak Kantin Sekolah Demi Cegah Hal Ini
Baca juga: Pj Bupati Abdya Besuk Tiga Bocah Keracunan Makanan
Makanya, sekolah yang lazimnya lebih fokus pada pendidikan tidak boleh pula mengabaikan jajanan yang layak dan sehat untuk anak.
Di beberapa daerah luar Aceh ada yang menggulirkan kampanye gerakan perlindungan anak terhadap gizi dan keamanan jajanan anak sekolah dengan membuat program Kantin Sehat di setiap sekolah.
Semua makanan dan minuman yang dijual di Kantin Sehat harus bergizi dan sehat sesuai indikator dari Kementerian Kesehatan RI.