Salam
Ayo, Awasi Jajanan Anak
Bocah di kabupaten itu mengalami keracunan setelah memakan coklat yang dibeli di kedai tak jauh dari rumahnya
Selain itu, tim gabungan Dinas Kesehatan dan BPOM juga gencar menginspeksi serta mengedukasi para penjual jajanan keliling, termasuk di sekitar sekolah.
Makanan dan minuman yang mereka perdagangkan harus benar-benar bebas dari bahan berbahaya, seperti pengawet dan pewarna.
Para penjual jajanan keliling juga diajarkan tentang produksi makanan yang sehat bagi anak-anak.
Namun, untuk menyukseskan gerakan ini, Pemerintah jangan hanya menyasar para pedagang di kantin dan penjual jajanan keliling, tapi juga harus mengedukasi siswa, guru, dan orang tua atau masyarakat.
Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat tentang pentingnya memberikan jajanan yang bergizi dan aman dikonsumsi anak.
Jadi, jangan lagi hanya melihat makanan dari sisi keterjangkauan harga semata.
Akan tetapi, harus terbangun pula budaya mengonsumsi makanan bergizi dan jajanan yang sehat dan aman.
Dan, pedagang jangan dilarang berjualan melainkan diajak berkomitmen untuk menjajakan makanan yang sehat bagi masyarakat terutama anak-anak.
Hasil pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang dilakukan secara rutin oleh Badan POM beberapa tahun lampau menunjukkan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi syarat kesehatan berkisar antara 40 persen – 44 % .
Ini tentu saja tak boleh dibiarkan.
Sebab, jajanan yang tidak sehat dan tidak bermutu mengakibatkan timbulnya risiko bagi kesehatan dan memiliki dampak negatif jangka panjang terhadap pembentukan generasi bangsa.
Nah?!
Baca juga: Tiga Bocah Diduga Keracunan Cokelat, Dilarikan ke RSUD Teungku Peukan
Baca juga: Satu Sekolah Menengah Mengalami Keracunan Massal di Meksiko, Puluhan Siswa Dilarikan ke Rumah Sakit