Kupi Beungoh
Maroko Kalah Lawan Prancis, Apakah Do’a Tidak Diterima?
Berdo'a adalah satu kemenangan yang tidak akan pernah rugi sampai kapanpun dan dalam bidang apapun.
Oleh : Teuku Zulkhairi
Sekjen Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh
SERAMBINEWS.COM - Dugaan saya banyak yang mendo'akan Maroko terus menang dalam turnamen Piala Dunia kali ini.
Hal yang sangat wajar. Apalagi do'anya ibu-ibu para pemain Maroko.
Ketika Maroko terus menang melawan para raksasa di sepak bola seperti Belgia, Spanyol dan Portugal, kita akan pahami itu salah satunya karena do'a diterima dan berdasarkan usaha-usaha.
Tapi ketika Maroko kalah, bagaimana kita memahaminya?
Pada faktanya, sebagian orang akan memahami bahwa do'a ikut kalah.
Atau setidaknya sebagian orang akan merasa do'a itu sebagai "tidak patut" karena jika kalah maka dikhawatirkan do'a akan ikut dianggap kalah atau tidak perlu.
Padahal, sebagai muslim kita tidak memahami seperti itu.
Do'a bagi muslim adalah identitas dan do'a ini tidak akan pernah kalah.
Baik ketika do'anya dikabulkan ataupun saat tidak dikabulkan. Baik ketika Maroko menang maupun saat Maroko kalah.
Berdo'a adalah satu kemenangan yang tidak akan pernah rugi sampai kapanpun dan dalam bidang apapun.
Sementara menang dalam perlombaan seperti sepakbola itu kan terserah kepada Tuhan dan tentunya setelah didahului oleh keniscayaan dan suatu proses ikhtiar/usaha yang sungguh-sungguh.
Terkadang menang disisi manusia bisa jadi kalah disisi Tuhan.
Atau sebaliknya kalah disisi manusia bisa jadi menang disisi Tuhan. Semua tergantung bagaimana seorang manusia memaknainya.