Kilas Balik Tsunami Aceh 2004

Sepenggal Cerita Korban Tsunami Aceh 2004 - Kisah tak Sampai ke Alue Naga

Kisah pasangan suami istri yang hendak ke pantai Alue Naga namun dihadang oleh gelombang Tsunami pada 26 Desember 2004.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Dok ACT Aceh
Kawasan Krueng Raya, Aceh Besar hancur tak berbentuk akibat tsunami 2004. 

Yakin dengan redanya gempa, kami kembali meneruskan niat untuk berangkat lagi ke Pantal Alue Naga dan meminta adik-adik kami untuk mempersiapkan bumbu masakannya.

Berangkatlah kami berboncengan sepeda motor.

Namun di tengah jalan, timbul niat saya untuk singgah sebentar di rumah teman akrab kami.

Siapa tahu mereka yang juga masih pasangan muda mau pergi sama-sama ke Pantai Alue Naga

Sesampainya di rumah itu, ternyata suaminya yang punya hobi memancing ikan sudah pergi dari subuh ke sana.

Terpaksa kami tunggu kepulangannya dan mengisi masa penantian itu dengan mengobrol panjang lebar tentang cerita gempa yang baru terjadi.

Tidak lama kemudian, dia pulang dengan tergopoh-gopoh dan menceritakan bahwa jalan-jalan menuju ke dan dari Pantai Alue Naga mengalami keretakan serius dan bahkan menjadi bongkahan-bongkahan besar.

Untung dia masih sempat menemukan jalan alternatif sehingga bisa keluar dari kawasan itu dan sampai ke rumah.

Ketika sedang asyik-asyiknya ngobrol sekonyong-konyong dari kejauhan sana, atau persisnya dari daerah menuju Alue Naga, terlihat air bah raksasa yang sudah menggunung tinggi, menenggelam pepohonan.

Semuanya bagaikan laut. Segera kami tancapkan gas untuk pulang ke rumah melewati jembatan Lamnyong untuk memberitahukan adik-adik kami dan menyelamatkan barang-barang penting semampu kami.

Segera kami pacu sepeda motor di atas jembatan Lamnyong yang sedang di hempas air bah raksasa.

Menjeritlah isteri saya ketakutan melihat air yang bergerak cepat dan bergulung-gulung, seakan-akan menabrak jembatan panjang yang sedang kami lalui.

Dengan nafas terengah-engah akhirnya sampailah kami di ujung jembatan dengan selamat.

Namun di sana, terlihat orang-orang mulai panik berlarian dari air yang sudah mulai memasuki perkampungan di Kopelma Darussalam itu.

Dengan sangat sulit, karena berlawanan arah dengan orang-orang berlarian itu, kami menggapai rumah.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved