Kilas Balik Tsunami Aceh 2004

Tsunami Aceh 2004 - Penantian Seorang Ayah di Depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

Kisah seorang ayah yang menanti kepualangan anak semata wayangnya di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh usai Tsuanmi menghantam Aceh.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM
Arsip berita Harian Serambi Indonesia edisi Selasa 3 Januari 2005. Seorang pria khusyuk berdoa untuk puluhan ribu warga Nanggroe Aceh Darussalam yang meninggal akibat diterjang gelombang tsunami. 

Tsunami Aceh 2004 - Penantian Seorang Ayah di Depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM – 26 Desember 2004 menjadi tragedi bencana alam yang paling membekas dalam ingatan masyarakat Aceh.

Gempa yang berkekuatan 9,0 SR yang disusul gelombang tsunami setinggi 30 meter menghantam dataran Aceh, menimbulkan lembaran duka dalam sejarah Indonesia.

Ratusan ribu nyawa manusia menjadi korban dari bencana mahadahsyat abad ini.

Baca juga: Peringati 18 Tahun Tsunami, Warga Lambaro Skep Gelar Doa Bersama, Zikir dan Tausiah

Arsip berita Harian Serambi Indonesia edisi Senin 3 Januari 2005, memuat tentang kisah seorang ayah yang menanti kepualangan anak semata wayangnya di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.

Artikel ini kembali diterbitkan untuk memperingati 18 tahun bencana Tsunami Aceh 2004, Senin (26/12/2022).

Penantian di Masjd Raya

Pria setengah baya berkulit hitam duduk di bawah pohon di seberang Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.

Di pundaknya tersandang tas hitam. Matanya lurus memandang ke depan, ke arah lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki.

Debu-debu pekat yang menyesakkan dari kendaraan yang lewat dan bau busuk yang menyengat tak dipedulikannya.

Sudah hampir setengah hari ia tak beranjak dari tempat duduknya.

Hanya sekali-kali terlihat menghisap cigaret.

Baca juga: 7 Peristiwa Tsunami yang Menggemparkan Dunia, Duanya Ada di Indonesia

"Menunggu anak saya Pak,” kalimat pendek itu keluar dari mulutya ketika ditanya apa yang dilakukannya saat itu.

Namun matanya masih terus lurus memandang ke arah lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki.

"Saya sudah mencari kemana-mana anak saya tidak ada kabarnya. Saya nunggu di sini siapa tahu anak saya lewat," tambahnya pria yang mengaku bernama M Noor ini.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved