Kilas Balik Tsunami Aceh 2004
Tsunami Aceh 2004 - Penantian Seorang Ayah di Depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Kisah seorang ayah yang menanti kepualangan anak semata wayangnya di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh usai Tsuanmi menghantam Aceh.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Perjalanan sekitar empat jam la tempuh setiap hari. Sudah lima hari ia bolak-balik Banda Aceh-Sigli.
Nazar mencari emaknya dan adik-adiknya. Nazar tidak menyebutkan emak dan adik adiknya tinggal di mana.
Ketika ditanya ia kadang-kadang bengong.
"Gak tau,” jawabnya pendek ketika di mana mereka tinggal.
Nazar mengaku tidak sendirian. Ia selalu setiap hari datang bersama empat tetangganya yang juga sama-sama cari keluarganya dengan mengendarai dua sepeda motor.
"Saya pingin melihat mereka. Siapa tahu lewat sini,” tuturnya.
Nazar dan teman-temannya memang tidak nongkrong seharian di depan Masjid Raya.
Sesekali pergi ke bekas banjir dan reruntuhan.
Tapi waktu yang paling banyak adalah dihabiskan untuk menunggu di depan Masjid Raya.
Baca juga: Enam Faktor Penyebab Terjadinya Tsunami
Mereka sangat berharap dapat berjumpa sanak keluarganya yang hilang di depan Masjid Raya.
Mereka harap orang yang di cari lewat di jalan depan masjid.
Banyak hal-hal nyeleneh yang dilakukan orang yang menanti sanak saudara di depan masjid tersebut.
Seperti yang dilaku Sapi'i (50). Anaknya tinggal di Sabang sekarang belum diketahui nasibnya.
Ia tidak pergi ke Sabang untuk mencarinya, tapi justru ia datang depan masjid untuk menunggu anaknya.
"Ongkos kesanan Sampai Rp 75 ribu, saya tidak ada uang. Kalau ke sini hanya lima ribu. Saya datang sini saja, siapa tahu dia lewat di sini," ujarnya ketika kenapa tidak mencari anaknya ke Sabang.
Sapi’i sudah dua hari menunggu anaknya di depan Raya. (Arsip Serambi Indonesia/Serambinews.com/Agus Ramadhan)