Opini
Industri tanpa Cerobong Asap
Kini kita memasuki situasi kenormalan baru pasca covid- 19 sehingga perlu berbagai strategi untuk membangun kembali sektor pariwisata

OLEH Dr Ir AZHAR MSc, Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USK dan Tim Penulis Buku Pengantar Pariwisata (2021)
PALING tidak ada tiga peristiwa penting sebagai bahan refleksi kita bersama di penghujung tahun ini.
Pertama, peringatan Tahun Baru Islam 1444 H pada 30 Juli 2022.
Kedua, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 8 Oktober 2022.
Ketiga, peringatan hari HIV/ AIDS sedunia 1 Desember serta peringatan tsunami pada 26 Desember.
Terakhir yang tidak kalah penting adalah pandemi covid- 19 menunjukkan angka melandai sehingga aktivitas masyarakat sudah dapat dilaksanakan secara terbuka.
Tentu saja peristiwa-peristiwa itu memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Aceh terutama berkaitan dengan pembangunan sosial budaya dan agama, kesehatan, ekonomi serta pembangunan kepariwisataan.
Selama covid-19 melanda dunia berbagai sisi kehidupan mengalami gangguan.
Pelaku ekonomi mengalami kerugian dan masyarakat kehilangan pekerjaan termasuk industri pariwisata.
Penginapan sepi, destinasi wisata tidak berdenyut serta jumlah kunjungan wisatawan turun drastis.
Siklus hidup produk berada pada titik stagnan.
Kini kita memasuki situasi kenormalan baru pasca covid- 19 sehingga perlu berbagai strategi untuk membangun kembali sektor pariwisata.
Baca juga: Bupati Luncurkan Logo dan Tagline Pariwisata Aceh Selatan
Baca juga: Kunjungan Kapal Pesiar akan Berdampak Positif Bagi Geliat Pariwisata dan UMKM di Kota Sabang
Sebagai daerah syariat Islam, destinasi pariwisata kita senantiasa dilabel wisata halal, wisata religius atau wisata Islami.
Pertanyaannya adalah bagaimana menjadikan industri pariwisata berbasis syariah sebagai sektor unggulan? Pertanyaan berikutnya siapkah kita menghadirkan suasana religi kepada setiap tamu yang berkunjung agar nuansa agamis dan religi betul-betul terasa sehingga meninggalkan kesan positif dan pengalaman yang tidak terlupakan? Industri pariwisata dikenal sebagai “ industri tanpa cerobong asap” Sebagai suatu industri, terjadi kegiatan transaksi antara produsen dan konsumen.