Internasional
Mediator Oman Pulang Dengan Tangan Kosong, Milisi Houthi Tolak Gencatan Senjata, Tuntut Hasil Migas
Mediator Oman yang menemui para petinggi milisi Houthi dukungan Iran harus pulang dengan tangan kosong.
Pada Oktober 2022, Houthi memulai serangan pesawat tak berawak di dua fasilitas minyak di provinsi selatan Hadramout dan Shabwa untuk mencegah pemerintah Yaman mengekspor bahan bakar.
Akibatnya, salah satu fasilitas ditutup dan pengiriman minyak negara itu dihentikan.
Baca juga: Yaman Tuduh Houthi Gunakan Pengadilan Untuk Bersihkan Pesaing dan Penentangnya, Harta Dijarah
Menanggapi tuntutan Houthi, seorang pejabat pemerintah Yaman kepada Arab News, Senin (26/12/2022) mengatakan pemerintah hanya akan membayar gaji berdasarkan gaji 2014.
Dimana, menghapus nama-nama Houthi atau yang ditambahkan oleh milisi.
Pejabat itu, yang meminta namanya dirahasiakan, menambahkan bahwa jika pemerintah setuju untuk mentransfer gaji, Houthi tidak akan membayar pegawai publik yang belum menandatangani kode etik pekerjaan mereka.
Seperti seperangkat aturan dan pedoman yang diperkenalkan milisi pada awal perang dan yang secara efektif mengharuskan pekerja untuk berjanji setia secara formal kepada Houthi.
Najeeb Ghallab, Wakil Menteri di Kementerian Informasi Yaman, dan analis politik, mengatakan Houthi telah meningkatkan retorika perang selama kunjungan delegasi Oman.
Hal itu untuk menunjukkan mereka mengendalikan keputusan untuk membuat perdamaian atau memulai perang, dan mencegah siapa pun menantang mereka tentang uang publik yang mereka kendalikan.
Baca juga: Pengadilan Houthi Hukum 16 Warga Yaman Pendukung Koalisi Pimpinan Arab Saudi
“Tidak ada klaim Houthi tentang upah dan pendapatan yang asli," ujarnya.
"Mereka menuntut agar pemerintah Yaman membagi pendapatan dan menolak membayar pegawai negeri di daerah di bawah kendali mereka," tambahnya.
“Mereka mengontrol pendapatan besar yang cukup untuk membayar semua pegawai publik," jelasnya.(*)