Internasional

Ukraina Inginkan Sekjen PBB Sebagai Mediator Pertemuan Puncak Perdamaian, Rusia Harus Diadili

Pemerintah Ukraina menginginkan pertemuan puncak mengakhiri perang di negaranya oleh PBB.

Editor: M Nur Pakar
AP
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba 

"Hanya akal sehat dan akal sehat kita sendiri,” tegasnya.

Seorang juru bicara Kremlin mengatakan tidak ada rencana perdamaian yang dapat berhasil tanpa mempertimbangkan realitas ini yang tidak dapat diabaikan.

Baca juga: Vladimir Putin Tuding Barat Ingin Menghancurkan Tujuan Rusia, Mempersatukan Seluruh Rakyat

Dia merujuk pada permintaan Moskow agar Ukraina mengakui kedaulatan Rusia atas Semenanjung Krimea, yang dianeksasi pada 2014, serta teritorial lainnya.

Kuleba mengatakan pemerintah Ukraina ingin mengadakan KTT Perdamaian pada akhir Februari 2023.

“Perserikatan Bangsa-Bangsa bisa menjadi tempat terbaik untuk mengadakan KTT ini, karena ini bukan tentang memberi bantuan kepada negara tertentu,” katanya.

“Ini benar-benar tentang membawa semua orang bergabung," harapnya.

Pada KTT G20 di Bali pada November 2022, Zelensky membuat presentasi jarak jauh dari formula perdamaian 10 poin.

Mencakup pemulihan integritas teritorial Ukraina, penarikan pasukan Rusia, pembebasan semua tahanan, pengadilan bagi mereka bertanggung jawab atas agresi dan jaminan keamanan untuk Ukraina.

Ditanya tentang apakah Ukraina akan mengundang Rusia ke KTT tersebut, dia mengatakan Moskow pertama-tama harus menghadapi tuntutan atas kejahatan perang di pengadilan internasional.

“Mereka hanya bisa diundang ke langkah ini dengan cara ini,” kata Kuleba.

Tentang peran Sekretaris Jenderal PBB, Kuleba berkata:

“Dia telah membuktikan dirinya sebagai mediator yang efisien dan negosiator yang efisien, dan yang terpenting, sebagai orang yang berprinsip dan berintegritas. Jadi kami akan menyambut partisipasi aktifnya.”

Kantor juru bicara PBB tidak segera memberikan komentar.

Para pemimpin dunia lainnya juga menawarkan untuk menengahi, seperti di Turkiye dan Arab Saudi.

Menteri luar negeri sekali lagi meremehkan komentar otoritas Rusia bahwa mereka siap untuk melakukan pembicaraan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved