Internasional
Situs Belanja Online Mulai Menggeliat di Kawasan Muslim Kashmir India, Dijalankan Kaum Muda
Situs belanja online mulai menggeliat di kawasan Muslim Kashmir, India seusai pencabutan status otonomi.
“Dalam dua tahun terakhir, Kashmir telah menyaksikan kemunculan besar perusahaan rintisan berbasis internet,” kata Mir Shariq Mushtaq, pemilik BizLaw yang berbasis di Srinagar kepada Arab News, Kamis (29/12/2022).
Dia menyediakan layanan konsultasi untuk bisnis baru.
Tetapi ledakan tersebut tidak hanya disebabkan oleh munculnya bisnis baru, tetapi juga kebangkitan bisnis yang harus berhenti beroperasi selama penutupan.
“Internet tetap ditangguhkan untuk waktu yang lama dan itu tidak hanya menghambat bisnis saya tetapi juga bisnis apa pun yang memiliki basis klien online,” kata Mushtaq.
“Itulah mengapa ada ledakan besar startup berbasis internet di sini," katanya.
Baca juga: Ditutup 20 Tahun, Bioskop di Kashmir Kini Kembali Dibuka, Putar Film Aamir Khan dan Kareena Kapoor
Sementara jumlah kliennya bertambah dan perusahaan itu sendiri sekarang melayani 200 dari 1.800 perusahaan rintisan yang terdaftar di pemerintah di wilayah tersebut.
Dikatakan, banyak pengusaha muda yang dia hubungi merasa tidak nyaman dengan situasi politik yang tidak pasti.
Salah satu alasan yang dikutip pemerintah India ketika mengamandemen konstitusi untuk mencabut otonomi Kashmir adalah meningkatkan ekonomi lokal dan mendatangkan investasi dari luar.
Tetapi data dari Kementerian Dalam Negeri menunjukkan investasi di Kashmir telah anjlok.
Pada 2021-22, total investasi di kawasan ini sebesar $45 juta, kurang dari setengah angka 2017-18.
“Ketidakpastian di lembah tidak mendorong investor lain,” kata Malik Aadil (29) yang menjalankan Groxery, layanan pengiriman bahan makanan berbasis online pertama di Kashmir.
Baca juga: Yasin Malik, Tokoh Separatis Kashmir Dihukum Penjara Seumur Hidup di India
“Saya membakar uang saya sendiri dan tidak ada investor yang mau berinvestasi di lembah ini," ujarnya.
"Seandainya e-commerce seperti milik saya ada di bagian lain India, itu akan mendapat dana jutaan," tambahnya.
"Tidak mudah untuk memulai sesuatu di Kashmir," jelasnya.
"Itu adalah keterikatan emosional, perasaan memberikan kembali sesuatu kepada masyarakat yang membuat kami tetap termotivasi," tambahnya.
