Breaking News

Jurnalisme Warga

Asyiknya Belajar Menulis di Amazing Holiday

Pengalaman saat ikut program Amazing Holiday yang diadakan Himpunan Muslimah Kementerian Keuangan (Humaira) Aceh

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Asyiknya Belajar Menulis di Amazing Holiday
FOR SERAMBINEWS.COM
ZAHID SYIHAB, Peserta Kelas Menulis Cerita Amazing Holiday dan murid kelas VII SMPIT Nurul Islah, Banda Aceh, melaporkan dari Banda Aceh

OLEH ZAHID SYIHAB, Peserta Kelas Menulis Cerita Amazing Holiday dan murid kelas VII SMPIT Nurul Islah, Banda Aceh, melaporkan dari Banda Aceh

NAMA saya Zahid, saat ini berumur 12 tahun, dan tinggal di Peuniti, Kota Banda Aceh.

Kali ini, saya ingin membagikan pengalaman saat ikut program Amazing Holiday yang diadakan Himpunan Muslimah Kementerian Keuangan (Humaira) Aceh dan Sahabat Wanita dan Anak (SWA) Aceh.

Saya mendengar kabar kegiatan ini pada tanggal 16 Desember 2022 dan akan diadakan di Kantor Keuangan Banda Aceh pada tanggal 26-29 Desember 2022.

Saya sangat antusias dan senang mendengar bahwa banyak sekali kegiatan yang akan diadakan, seperti Pelatihan Menulis Cerita untuk Anak SD-SMP, Pelatihan Fotografi dan Membuat Konten Kreatif untuk anak SMP, Tahfiz untuk SD-SMA, dan Belajar Mewarnai untuk Anak Usia TK.

Awalnya saya memilih fotografi, tapi setelah dipikirpikir, saya lebih suka menulis cerita dan menulis cerita termasuk hobi saya sejak dulu.

Akhirnya, saya putuskan untuk mendaftar di kelas Menulis Cerita dalam program Amazing Holiday kali ini.

Tanggal 26 Desember, tepat di hari Senin, saya terbangun dari tidur dengan perasaan senang karena akan mengikuti kelas yang saya tunggu-tunggu.

Saya langsung bersiap-siap untuk shalat Subuh dan sarapan kemudian pamit pada ibu saya untuk pergi ke Gedung Keuangan Negara (GKN) yang berada di Jalan Teungku Chik Ditiro, Peuniti.

Saya sempat kebingungan karena saya belum pernah pergi ke gedung tersebut.

Syukurlah saya memang sering lewat dan gedung tersebut berada tepat di pinggir jalan raya dan mudah dicari.

Sambil menunggu kelas berlangsung pukul 09.00 WIB saya mengamati sekitar.

Baca juga: Ikut Belajar Menulis di Dekranasda Aceh Besar

Baca juga: Terungkap Alasan Nia Ramadhani Menulis Buku Cerita Ade

Gedung ini terlihat asri dan di langit banyak burung beterbangan yang membuat suasana semakin indah.

Saya membayangkan burung- burung itu seperti melambai- lambaikan sayap kepada saya, mungkin karena perasaan saya hari itu sangat senang.

Kemudian, agar tidak membuang waktu, saya langsung menanyakan kepada panitia setempat mengenai pendaftaran dan administrasi serta lokasi kelas menulis.

Ternyata lokasinya tepat di Masjid Jami’ Tgk Chik Ditiro dan di sana sudah hadir Bu Cut Januarita.

Di kelas lebih banyak peserta perempuan dan saya pikir hanya saya sendiri yang laki-laki, lalu setelah sesi perkenalan sebentar, ada beberapa peserta laki-laki yang hadir.

Saya menjadi lega karena bukan saya satu-satunya peserta laki-laki.

Pada hari pertama kami belajar tentang jenis-jenis tulisan, seperti fiksi dan nonfiksi.

Setelah itu saya belajar tentang kalimat premis.

Kami pun diberi tugas untuk membuat kalimat premis dan ditantang agar menulis sebuah esai tentang kesan saat belajar di kelas menulis sebanyak 900 kata.

Maka, saya berusaha menyelesaikan tantangan tersebut, karena menulis merupakan hobi saya, apalagi di kelas ini kami memang diarahkan dan dimentori tahap demi tahap untuk menghasilkan tulisan yang layak dipublikasi.

Pada hari Selasa, saya tidak enak badan dan ibu saya menyarankan saya harus istirahat satu hari karena sakit.

Padahal, saya ingin tetap datang, tetapi barangkali itu tidak baik buat saya dan orang di sekitar saya, memang sebaiknya saya harus istirahat sambil berharap esok kondisi saya jauh lebih fit dan bisa mengikuti kelas menulis kembali.

Saya berdoa kepada Allah semoga diberikan kesembuhan karena saya ingin sekali mengikuti kelas menulis.

Pada hari Rabu atau hari ketiga saya terbangun dan merasa sudah lebih baik.

Baca juga: Belajar Menulis di Rumoh Harapan Atjeh

Jadi, saya bersiap-siap untuk ikut kelas menulis.

Hari ini kami kedatangan mentor seorang penulis nasional bernama Beby Haryanti Dewi yang sudah menulis ratusan buku dan beberapa bukunya juga sudah diterjemahkan ke bahasa asing.

Saat ini Bu Beby, begitu sapaan akrabnya, lebih fokus menulis cerita anak.

Kami diajari tentang proses menulis, menciptakan tokoh, menggambarkan tokoh, dan karakteristiknya.

Saya merasa mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru, setelah kemarin dipaparkan mengenai perbedaan fiksi dan nonfiksi, hari ini saya langsung diajak praktik menulis cerita fiksi.

Saya membuat tokoh karakter yang bernama Khaleed, terinspirasi dari karakter tokoh muslim yang bernama Khalid bin Walid dan saya membuat genre fantasi yang berjudul Khaleed dan Moskov.

Di dalam cerita, si tokoh punya tujuan untuk menguasai Algenta Dry Land, nama kota fiktif yang saya ciptakan.

Saya juga diajarkan bagaimana mendeskripsikan ciri-ciri tokoh tersebut.

Rasanya menyenangkan sekali karena saya bisa mengeskplorasi dan berimajinasi serta belajar menuangkannya ke dalam sebuah tulisan.

Apalagi kami juga diajarkan detail dan teknik deskripsi/deskriptif dan naratif.

Seperti yang disampaikan Bu Beby, teks deskripsi adalah teks yang berisikan tentang penggambaran suatu objek, tempat, atau peristiwa tertentu sehingga dapat dirasakan, dilihat, dicium, dan didengar oleh pembaca.

Sedangkan teks naratif adalah yang menggambarkan suatu objek yang bergerak.

Baca juga: ISAD Umumkan Juara Lomba Menulis Santri Aceh, Ini Nama Pemenang Santriwan dan Santriwati

Kami juga diberi tahu contoh- contoh cerita fiksi seperti fabel, fantasi, dan legenda.

Pada hari terakhir, hujan terus turun sejak subuh.

Saya masih tetap semangat, apalagi hari ini tantangan menulis esai yang kemarin diberikan Bu Aini sudah tenggat.

Saya juga sudah menuliskannya hingga 900 kata.

Saya berangkat dari rumah menggunakan becak dan mengira sudah telat datang, ternyata peserta yang hadir belum ramai, mungkin dikarenakan hujan yang cukup lebat.

Alhamdulillah, mentor kami, Bu Aini, sudah ada di lokasi dan saya langsung menyerahkan hasil tulisan saya.

Materi kami hari ini adalah tentang menyunting tulisan.

Saat saya belajar menyunting, ternyata tulisan saya masih bertabur salah ketik dan paragrafnya kurang rapi.

Kami juga diajarkan menulis kalimat efektif dan bagaimana memilih bahan tulisan yang penting dimasukkan, adapun bahan yang kurang penting dan tidak mendukung gagasan dan ide dalam tulisan tersebut, boleh dihilangkan sehingga tidak mengganggu pembaca.

Hari ini berarti hari terakhir kami mengikuti Amazing Holiday.

Saya sangat senang dengan diadakannya kegiatan seperti Amazing Holiday.

Dengan diadakannya kegiatan ini, saya tidak selalu bermain ponsel di rumah selama liburan sekolah, tapi saya juga bisa belajar menulis cerita lebih baik daripada sebelumnya.

Mentor-mentor yang setiap hari hadir berasal dari Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh.

Ada juga Bunda Aini dan Bang Aula di hari kedua.

Saya bersyukur kepada Allah dan berterima kasih pada mentor-mentor yang selama empat hari ini telah membersamai saya belajar menulis lebih baik dari sebelumnya.

Saat ini pun saya lebih percaya diri untuk memublikasikan tulisan saya.

Saya juga mendapat banyak motivasi untuk menyelesaikan cerita yang saya buat.

Saya akan terus membuat cerita sampai saya menjadi penulis buku. (zahidpro19@ gmail.com)

Baca juga: Menulis Menjadi Keterampilan Dasar di Industri Kreatif

Baca juga: Natasha Rizky Hobi Menulis Sejak SMP

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved