Internasional
Pakistan Perintahkan Pusat Perbelanjaan dan Pasar Tutup, Warga Langsung Serbu Kebutuhan Pokok
Pemerintah Pakistan memerintahkan seluruh pusat perbelanjaan dan pasar tutup pada Rabu (04/01/2023) malam pukul 20.30 waktu setempat.
SERAMBINEWS.COM, ISLAMABAD - Pemerintah Pakistan memerintahkan seluruh pusat perbelanjaan dan pasar tutup pada Rabu (04/01/2023) malam pukul 20.30 waktu setempat.
Tindakan itu sebagai bagian dari rencana konservasi energi baru yang bertujuan meredakan krisis ekonomi Pakistan.
Langkah itu dilakukan di tengah pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Mohammad Asif dan Menteri Kekuasaan Ghultam Dastghir mengatakan pemerintah memutuskan menutup perusahaan lebih awal.
Hal itu sebagai bagian dari rencana konservasi energi baru yang disetujui oleh Kabinet.
Pihak berwenang juga memerintahkan ruang pernikahan dan restoran tutup pada pukul 10 malam
Pemerintah mengharapkan langkah-langkah ini untuk menghemat energi dan mengurangi biaya impor minyak, yang mana Pakistan menghabiskan $3 miliar per tahun.
Baca juga: Formasi Analis Pasar Hasil Perikanan Minim Peminat di Pemko Lhokseumawe, Pendaftaran Ditutup Jumat
Di Pakistan, sebagian besar listrik dihasilkan dengan menggunakan minyak impor.
Dilansir AFP, Kamis (05/01/2023) sejauh ini, ada reaksi beragam dari perwakilan pusat perbelanjaan, restoran, dan pemilik toko yang menginginkan pemerintah membatalkan keputusan tersebut.
Banyak orang Pakistan berbelanja dan makan di restoran hingga tengah malam, termasuk memburu kebutuhan pokok.
Para pemimpin bisnis mengatakan langkah-langkah baru itu akan berdampak negatif pada perusahaan mereka.
Dengan alasan telah menderita selama pandemi Covid-19 di bawah penguncian yang diberlakukan pemerintah untuk menahan penyebaran virus Corona.
Sejak 2021, virus Corona telah menyebabkan 36.000 kematian dari 1,5 juta kasus di Pakistan.
Baca juga: Pj Walikota Banda Aceh Bakri Siddiq Bersama Forkopimda Sidak Pasar Jelang Akhir Tahun
Pakistan saat ini sedang dalam pembicaraan dengan IMF untuk melunakkan beberapa persyaratan pada bailout $6 miliar, yang menurut pemerintah akan menyebabkan peningkatan inflasi.
Dana tersebut merilis tahap penting terakhir sebesar $1,1 miliar untuk Pakistan yang kekurangan uang pada bulan Agustus 2022.
Sejak itu, terjadi kebuntuan dalam pembicaraan antara kedua pihak.
Pakistan mengatakan banjir dahsyat musim panas lalu menyebabkan kerusakan ekonomi negara hingga $40 miliar.
Sehingga menyulitkan pemerintah untuk memenuhi beberapa persyaratan IMF, termasuk kenaikan harga gas dan listrik serta pajak baru.(*)
Dewan HAM PBB Akan Gelar Debat Mendesak Soal Serangan Udara Israel di Qatar |
![]() |
---|
Ini Usulan Terakhir Trump Untuk Akhiri Perang di Gaza, Begini Tanggapan Hamas dan Israel |
![]() |
---|
Sisa Rumah Firaun di Bawah Tanah Mesir Beredar Luas Media Sosial, Apa yang Sebenarnya Terjadi? |
![]() |
---|
Vietnam Tingkatkan Tunjangan Guru 70 Persen Hingga 100 Persen Bagi Guru di Wilayah Tertinggal |
![]() |
---|
Agni-V Meluncur! Perlombaan Rudal India dan Pakistan Memanas, India Kirim Sinyal Keras ke China? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.