Internasional

Interpol Tangkap Penyelundup Manusia Paling Top di Dunia Asal Eritrea di Sudan

Seorang warga negara Eritrea yang digambarkan sebagai salah satu pelaku perdagangan manusia paling dicari di dunia telah ditangkap di Sudan.

Editor: M Nur Pakar
Gulf News
Kidane Zekarias Habtemariam memimpin organisasi kriminal perdagangan manusia. 

SERAMBINEWS.COM, KAIRO -  Seorang warga negara Eritrea yang digambarkan sebagai salah satu pelaku perdagangan manusia paling dicari di dunia telah ditangkap di Sudan.

Perburuan internasional dipimpin Uni Emirat Arab (UEA) dan Interpol mengumumkan hal tersebut.

Tersangka yang diidentifikasi bernama Kidane Zekarias Habtemariam dituduh memimpin organisasi kriminal perdagangan manusia.

Dia menculik, memeras, dan membunuh migran Afrika Timur yang mencoba menyeberangi Laut Mediterania dari Libya, kata badan kepolisian yang berbasis di Prancis dalam sebuah pernyataan online pada Kamis (05/01/2023).

Dia ditangkap pada Minggu (01/01/2023) dalam operasi polisi internasional yang dipimpin oleh Uni Emirat Arab.

Hal berdasarkan informasi yang dibagikan melalui Interpol, kata Kementerian Dalam Negeri UEA, yang diterbitkan oleh The Khaleej Times.

Baca juga: Kelompok HAM Tunisia Tuduh Pemerintah Deportasi Migran Secara Tidak Manusiawi

Terobosan dalam perburuan terjadi setelah otoritas UEA mulai melacak dengan cermat organisasi Habtemariam dan anggota keluarganya.

Dimana, untuk mengungkap pola pencucian uang yang membawa mereka ke Sudan, kata agensi tersebut.

Interpol pertama kali mulai memantau aktivitas Habtemariam pada 2019.

Habtemariam telah menjadi subyek dari dua red notice Interpol, satu dari Ethiopia dan satu lagi dari Belanda, kata badan tersebut.

Pihak berwenang Belanda menuduh Habtemariam mengelola sebuah kamp di Libya yang menampung ribuan migran.

Habtemariam dihukum in absentia dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup setelah melarikan diri dari tahanan di Ethiopia saat diadili atas tuduhan penyelundupan manusia pada tahun 2020.

Baca juga: Membantu Penyelamatan Migran di Laut Yunani, Sarah Mardini, Saudara Perenang Olimpiade Diadili

Libya dalam beberapa tahun terakhir muncul sebagai titik transit dominan bagi para migran yang mencari kualitas hidup yang lebih baik di Eropa.

Negara kaya minyak itu jatuh ke dalam kekacauan menyusul pemberontakan yang didukung NATO yang menggulingkan dan membunuh otokrat lama Moammar Gadhafi pada 2011.

Para penyelundup manusia mendapat manfaat dari kekacauan di Libya, menyelundupkan migran melintasi perbatasan darat panjang negara itu dengan enam negara.

Menurut sebuah tweet yang diposting oleh menteri dalam negeri UEA, Saif Bin Zayed Al Nahyan, operasi internasional berlangsung sembilan bulan dan juga melibatkan otoritas Belanda, Ethiopia dan Sudan.

“Berkat profesionalisme dan dedikasi petugas polisi kami, pedagang manusia yang paling dicari di dunia tidak akan lagi dapat melakukan tindakan tercela,” kata Saeed Abdullah al-Suwaidi, direktur Direktorat Jenderal Anti-Narkotika Federal UEA.

Polisi Sudan tidak menanggapi permintaan komentar.(*)

Baca juga: Polisi Inggris Tangkap Seorang Pria Penyebab Kematian 27 Migran Dalam Tragedi November 2021

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved