Berita Lhokseumawe
Rohingya Kabur Makin Marak, Kemenlu: Mereka Sengaja Digiring ke Aceh
Rohingya yang kabur dari tempat penampungan sementara di Gedung Eks Imigrasi, Kota Lhokseumawe, terus bertambah
* Sudah 1.155 Jiwa yang Terdampar
LHOKSEUMAWE - Jumlah imigran Rohingya yang kabur dari tempat penampungan sementara di Gedung Eks Imigrasi, Kota Lhokseumawe, terus bertambah, seiring dengan semakin maraknya kasus pelarian yang terjadi.
Terkini, dilaporkan ada 29 orang yang berhasil kabur sepanjang awal Januari 2023 ini.
Kapolsek Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, Iptu Sapruddin menyebutkan, sebanyak 24 Rohingya kabur pada 3 Januari 2023, dan sehari kemudian 4 Januari 2023 kabur lagi sebanyak lima orang.
“Jadi totalnya 29 orang.
Sekarang hanya tersisa di situ sebanyak 146 jiwa dari total 229 jiwa,” sebutnya dihubungi melalui telepon, Kamis (5/1/2023) sebagaima dilansir Kompas.com.
Sapruddin menambahkan, awalnya polisi menerima laporan dari UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees).
“Jadi saat pagi, petugas UNHCR mereka menghitung jumlah Rohingya.
Di situlah diketahui jumlah sudah berkurang.
Saat diperiksa, ternyata pagar sudah dirusak dan diduga kabur lewat pagar itu,” tutur Sapruddin.
Tim polisi sambungnya, berusaha mencari keberadaan Rohingya tersebut.
Namun sampai saat ini belum ditemukan.
Selain itu, sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia, Sapruddin, mengatakan, bahwa pihak berwenang sudah meminta UNHCR untuk meningkatkan pengamanan di tempat pengungsian.
Baca juga: IOM Pastikan Bantuan Berlanjut bagi Imigran Rohingya
Baca juga: Tim UNHCR dan IOM Temui Pj Bupati Pidie Bahas Terkait Rohingya
Namun, hingga saat ini belum terealisasi sehingga kejadian imigran Rohingya kabur masih terjadi.
"Kami tidak mengetahui pasti ke mana tujuan mereka sehingga melarikan diri dari lokasi pengungsian.
Tapi, kuat dugaan mereka menuju ke Malaysia," katanya.
Terpisah, Camat Blang Mangat, Ridha Fahmi, kepada Kompas.com mengaku telah meminta agar Rohingya dipindah segera ke penampungan permanen.
“Sehingga tidak ada lagi kasus melarikan diri.
Kita sudah sampaikan hal itu ke UNHCR,” pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 229 imigran Rohingya ditampung di tempat itu setelah mereka terdampar dalam dua gelombang di dua titik terpisah di Kabupaten Aceh Utara pada November 2022.
Dari jumlah 229 jiwa tersebut, saat yang tersisa tinggal 146 jiwa.
Digiring ke Aceh
Kementerian Luar Negeri RI menduga sejumlah pihak asing memang dengan sengaja mengarahkan pengungsi Rohingya ke Aceh sebagai tempat persinggahan sementara.
Berdasarkan analisis Kemenlu, imigran Rohingya itu awalnya terkonsentrasi di kamp pengungsian di Bangladesh.
Namun lokasi itu saat ini sudah kelebihan kapasitas.
Baca juga: Aceh Perlu Bentuk ‘Satgas Rohingya’
Banyak pengungsi kemudian berupaya mencari suaka ke Malaysia lewat kelompok-kelompok kecil atau sindikat perdagangan manusia.
Pengungsi Rohingya itu rela membayar sejumlah uang untuk bisa melakukan perjalanan lewat laut dengan tujuan utama ke Malaysia.
Di atas kapal, mereka dibekali alat GPS yang langsung terkoneksi ke sejumlah lembaga internasional, baik itu LSM maupun kedutaan besar.
"Mereka punya koneksi dan jaringan di Aceh.
Mereka dipandu dengan GPS.
Indonesia ini jadi lokasi mereka sementara.
Mereka melakukan drop out lalu mereka diselundupkan ke Malaysia oleh kelompok-kelompok kecil," kata Direktur Hak Asasi Manusia (HAM) Kemlu RI, Achsanul Habib, saat rapat dengan DPRA, Rabu (4/1/2023).
"Kita juga melihat, koordinat GPS mereka itu juga dimiliki oleh badan internasional, LSM, LSM internasional, dan pemerintah negara asing lewat duta besar.
Koordinat mereka tercatat dan disebarkan, termasuk pergerakan mereka di tengah laut," ucapnya.
Dia menjelaskan, para imigran masuk ke Indonesia pada hari libur, mengikuti musim, serta tengah malam.
Dalam dua bulan terakhir di penghujung 2022, dua gelombang pengungsi Rohingya masuk ke Aceh pada November dan dua gelombang pada Desember.
Pada bulan November, kata Achsanul, mereka masuk ketika Pemerintah Indonesia sedang fokus dengan penyelenggaraan KTT G20 di Bali.
Baca juga: Jangan Jadi Aceh Tempat Transit Sindikat Perdagangan Manusia, Terkait Pengungsi Rohingya
Sedangkan pada Desember bertepatan dengan libur Natal.
"Dari itu dapat kita simpulkan bahwa mereka tahu benar kapan mereka harus masuk, saat Pemerintah Indonesia berfokus pada hal-hal lain, mereka memanfaatkan untuk masuk ke Indonesia," ujarnya.
"Mereka berangkat dari kamp pengungsian di Bangladesh.
Dan tujuan akhir bukan Indonesia.
Mereka singgah sementara di Indonesia kemudian diselundupkan dalam kelompok-kelompok kecil ke Malaysia," ujarnya.
Achsanul Habib juga menyebutkan, selama 2020 sampai 2022 Aceh telah didatangi sebanyak 1.155 imigran Rohingya.
"Ada sembilan kali kejadian pendaratan kapal imigran Rohingya ke Aceh pada periode 2020-2022 dengan total 1.155 orang," sebutnya. (kompas.com/CNNIndonesia)
Baca juga: DPRA: Aceh Jangan Jadi Zona Transit Perdagangan Manusia, UNHCR Beberkan Negara Tujuan Utama Rohingya
Baca juga: Selang Sehari, 10 Rohingya Kembali Kabur, 28 Orang Tertangkap di Tanjung Balai
Rohingya
kabur
IOM
GPS
Lhokseumawe
penanganan migran Rohingya
LSM Aceh Peduli Rohingya
warga tolak Rohingya
migran
Serambi Indonesia
Serambinews.com
UNHCR
Wali Kota Lhokseumawe Sayuti Abubakar Raih BAZNAS Award 2025, Ini Sebabnya |
![]() |
---|
Baru 4 Gampong di Lhokseumawe Tuntas Cairkan Dana Desa Tahap II Tahun 2025 |
![]() |
---|
Kapal Perang Banda Aceh Kirim Alutsista Baru Ke Pangkalan TNI AL Lhokseumawe |
![]() |
---|
Dugaan Korupsi di KEK Arun, Jaksa Sita Sejumlah Aset PT Patna, Termasuk Uang |
![]() |
---|
Mubadala Energy Paparkan Rencana Kerja Strategis bersama Pemko Lhokseumawe dan SKK Migas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.