Internasional

Pemulangan Paksa Pengungsi Suriah Melanggar Hukum Internasional, Jadi Bahan Kampanye Pemilu Turkiye

Pemulangan paksa pengungsi Suriah dari Turkiye dinilai melanggar aturan internasional.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Kamp Pengungsi Suriah di Turkiye 

“Rasisme dan diskriminasi yang dilakukan oleh Partai Kemenangan, yang dicap sebagai 'cinta tanah air,' sebenarnya merupakan resep masa depan yang dibentuk oleh kebencian, ketidakpercayaan dan kekerasan," tambahnya.

"Tidak hanya terhadap migran, tetapi juga terhadap semua warga negara yang menjunjung hak asasi manusia dan aturan. hukum di negara yang telah mengalami pembusukan demokrasi yang stabil,” jelasnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, kata Basdas, mempertaruhkan nyawa orang telah menjadi alat politik yang digunakan untuk memenangkan pemilihan dengan mengalihkan pemilih dari masalah nyata yang ada di tempat lain.

Baca juga: Pengungsi Rohingya Jalani Swab Antigen dan Pengambilan Sampel Darah, Ini Hasilnya

Beberapa orang yang menentang taktik semacam itu menjadi sasaran dalam upaya untuk membungkam mereka.
Dia juga mengkritik negara-negara Eropa karena gagal memenuhi kewajiban mereka atas masalah tersebut.

“Eropa gagal mengatasi kurangnya akses efektif ke suaka, pelanggaran prinsip non-refoulement, dan serangan diskriminatif terhadap pengungsi," ujarnya.

"Ada penolakan di perbatasan dengan menunjuk Turkiye sebagai negara ketiga yang aman dan ini harus berubah sekarang,” katanya.

Negara-negara Barat sering memuji upaya luar biasa Turkiye dalam menampung pengungsi Suriah.

Namun, para ahli mengatakan bahwa Barat harus memikul lebih banyak tanggung jawab terkait masalah ini.

“Negara harus memenuhi kewajiban mereka untuk melindungi orang-orang yang membutuhkan perlindungan internasional, untuk menghormati hak asasi manusia mereka," ujarnya.

"Harus memastikan mereka tetap berada di wilayah mereka dalam kondisi yang menguntungkan sampai solusi permanen ditemukan.," tambahnya.

Basdas setuju mengatakan: "Masyarakat internasional harus meningkatkan komitmen pemukiman kembali untuk warga Suriah dari Turkiye."

"Tetapi, harus menawarkan solusi berkelanjutan untuk memberikan bantuan guna menampung populasi besar ini dengan aman," harapnya.

Sekitar 223.881 warga Suriah memiliki kewarganegaraan Turkiye dan 126.786 dari mereka berhak memilih dalam pemilu mendatang.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved