Breaking News

Kemiskinan

Penduduk Miskin Aceh Bisa Bertambah Lagi jika Pemerintah Kabupaten/Kota Salah Ambil Kebijakan

Kalau kita pisah, antara angka kemiskinan di desa dan di kota, sebut Rustam Effendi, lebih tinggi angka kemiskinan di pedesaan mencapai 17,06 persen,

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/HERIANTO
Ekonom Universitas Syiah Kuala (USK) Dr Rustam Effendi SE M Econ, CFRM, CHRA menyatakan, Pemerintah Kabupaten/Kota pada tahun anggaran 2023 ini, harus lebih berhati-hati lagi, dalam mengambil kebijakan pelaksanaan anggaran belanja APBK 2023. 

Laporan Herianto I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ekonom Universitas Syiah Kuala (USK) Dr Rustam Effendi SE M Econ, CFRM, CHRA menyatakan, Pemerintah Kabupaten/Kota pada tahun anggaran 2023 ini, harus lebih berhati-hati lagi, dalam mengambil kebijakan pelaksanaan anggaran belanja APBK 2023.

“Jika salah dalam mengambil kebijakan efisiensi anggaran, jumlah penduduk miskinnya bisa bertambah lebih banyak lagi pada Maret 2023 mendatang,” kata Rustam Effendi kepada Serambinews.com, Kamis (19/1), ketika dimintai tanggapannya terkait tingginya angka kemiskinan di pedesaan Hasil Sensus BPS Aceh pada September 2022 lalu.

Ia mengatakan, jumlah penduduk miskin Aceh pada September 2022 lalu bertambah sebanyak 11.700 orang atau sebesar 0,11 persen menjadi 14,75 persen, dari posisi Maret 2022 sebesar 14,64 persen.

Aceh Barat Terbitkan Perbup Dana Desa Untuk Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem

Kalau kita pisah, antara angka kemiskinan di desa dan di kota, sebut Rustam Effendi, lebih tinggi angka kemiskinan di pedesaan mencapai 17,06 persen, sementara kemiskinan di kota, hanya sebesar 10,35 persen.

Artinya perbedaan angka kemiskinan desa dan kota mencapai 6,71 persen. Lebih banyak penduduk miskin di desa ketimbang di kota.

Jadi, jika Pemerintah Kabupaten/Kota ingin mengurangi jumlah penduduk miskin di pedesaan, lakukan lebih dulu pemetaan lokasi penduduk miskin yang paling banyak di daerahnya di wilayah mana.

Kemudian cari tahu, faktor penyebab kenapa jumlah penduduk miskin di wilayah/kecamatan dan desa tersebut banyak. Misalnya mata pencaharian dominan penduduk di wilayah dan gampong tersebut apa?

Tak Ada Obat Ajaib Atasi Kemiskinan

Kalau mata pencaharian mayoritas penduduk di Gampong tersebut sebagai petani tanaman pangan dan hortikultura, seperti padi, jagung, kedelai, cabai merah, tomat, kentang dan lainnya, petaninya diwawancarai.

Apa yang membuat pendapatan mereka jadi rendah? Apakah karena lahan sawahnya sering kali dilanda bencana alam banjir, hingga membuat aktivitas penanaman dan produktivitas tanaman padi, jagung, kedelai dan komoditi lainnya, jadi terhambat, banyak tanaman yang rusak dan fuso akibat bencana banjir, hingga tak bisa dipanen?

Karena menurut analisa pihak BPS, ada beberapa faktor penyebab satu daerah jumlah penduduk miskinnya bertambah. Yaitu penurunan dan kenaikan harga komoditi makanan dan non pangan. Untuk komoditi pangan, adalah beras, ikan (ikan tongkol, tuna, cakalang) dan lainnya.

“Kenaikan harga pangan, membuat biaya hidup jadi naik dan nilai pendapatan jadi berkurang,” ujar Rustam.

Selain komoditi pangan, rokok kretek dan filter, perannya juga cukup besar terhadap penambahan jumlah penduduk miskin.

Untuk komoditas non pangan yang berpengaruh terhadap penambahan angka kemiskinan, antara lain, biaya perumahan, kenaikan harga BBM, listrik dan lainnya.

Akibat kenaikan harga BBM subsidi, membuat biaya transportasi ikut naik dan harga barang bergerak naik.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved