Harga Beras Masih Mahal Meski Sudah Impor, Budi Waseso Tuding Oknum yang Ambil Untung

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menuding ada oknum yang menjual beras Bulog kepada pedagang dengan harga mahal.

Editor: Faisal Zamzami
Warta Kota/Joko Suprianto
Dirut Perum Bulog, Budi Waseso, menyalurkan 100 ton kedelai kepada perajin tahu tempe di Jawa Barat. Budi ingin krisis kedelai sgera teratasi sebelum Lebaran. 

SERAMBINEWS.COM - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menuding ada oknum yang menjual beras Bulog kepada pedagang dengan harga mahal. 

Oknum tersebut, baik pedagang beras maupun pegawai Bulog, sengaja menghalangi pedagang membeli beras langsung dari Bulog.

Buwas mengatakan Bulog menjual beras Rp 8.300 per kg, sehingga seharusnya beras tersebut dijual paling mahal ke konsumen sesuai harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 9.400.

Namun, penjual yang terhalangi membeli beras dari Bulog harus membeli beras dari oknum dengan harga di atas Rp 8.300 per kg. Hal ini membuat harga di tingkat konsumen mahal.

Meskipun operasi pasar penyaluran cadangan beras pemerintah atau CBP bulan ini hampir mencapai dua kali lipat dibandingkan Januari 2022, harga beras tetap merangkak naik.

Kata Budi, kenaikan harga beras tersebut disebabkan oleh oknum yang ingin mengambil untung dari beras impor

Sebaliknya, pedagang berpendapat, harga beras naik karena Bulog belum menyalurkan cadangan impornya.

Baca juga: Stok Beras Menjelang Tahun Baru 2023 di Kota Langsa Mencukupi, Pj Wali Kota Tinjau Gudang Bulog

Dilansir dari Harian Kompas, Minggu (22/1/2023), Budi menuturkan, ada sejumlah oknum yang hendak mengambil untung dari beras impor yang dijual Bulog seharga Rp 8.300 per kg.

Karena kadar pecah beras yang diimpor sebanyak 5 persen atau tergolong kualitas premium, dia menyebutkan, ada yang hendak menjualnya dengan harga Rp 11.000-Rp 12.000 per kg.

Dia juga mendapatkan laporan, pedagang-pedagang beras harus membeli CBP untuk operasi pasar dari oknum tersebut.

"Dampaknya, pedagang mengatakan mereka membeli beras dengan harga mahal,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta.

Dengan harga jual beras Bulog sebesar Rp 8.300 per kg, operasi pasar CBP diharapkan dapat menekan harga beras medium ke posisi acuan sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras.

 
Regulasi itu menyebutkan, HET beras medium senilai Rp 9.350-Rp 10.250 per kg, bergantung wilayahnya.

Baca juga: Bulog Lepas 100.000 Ton Beras Setelah Ditegur Jokowi, Keran Impor Ditutup 16 Februari

Demi menghindari modus tersebut, Budi meminta pedagang beras langsung membeli beras dari Bulog.

 Perusahaan pelat merah itu akan menggelontorkan dalam angka berapa pun asalkan ada jaminan beras tersebut akan meredam harga ke posisi HET.

Secara spesifik, dia mengimbau 700 pedagang beras di Jakarta untuk membeli langsung dari Bulog

Dia menambahkan, apabila terdapat pegawai Bulog yang terlibat dengan oknum tersebut, dia akan memecatnya.

Dari sisi stok, Budi mengatakan, Bulog siap menyalurkan CBP hingga 500.000-600.000 ton selama Januari-Februari 2023. 

Dia juga tidak keberatan jika stok saat ini habis tersalurkan agar Bulog punya daya serap pada saat panen raya tahun ini.

Data Bulog menunjukkan, CBP yang dikelola Bulog per Jumat (20/1/2023) mencapai 656.535 ton. 

Jumlah beras impor yang berada di gudang sekitar 180.552 ton.

Adapun realisasi penyaluran CBP untuk operasi pasar sebanyak 110.478 ton. 

Jika dibandingkan, penyaluran CBP sepanjang Januari 2022 sebesar 66.073,49 ton.

Pada Maret 2023, Budi berharap, Bulog dapat menyerap beras dari dalam negeri hingga 1 juta ton.

 Panen pada Maret-Juni 2023 menjadi tumpuan Bulog untuk memenuhi target stok beras yang dikelola sebanyak 2,4 juta ton.

 

Kompas.com: Sudah Impor, tapi Beras Masih Mahal, Buwas Salahkan Oknum

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved