Internasional

Ukraina Memiliki Ambisi Merebut Kembali Krimea, Terhalang Keragu-Raguan AS Memasok Senjata Berat

Ukraina yang memiliki ambisi untuk meluncurkan serangan balasan untuk merebut kembali Krimea dari Rusia masih menemui jalan buntu.

Editor: M Nur Pakar
()
Pasukan Rusia Dikerahkan ke Krimea, Ukraina 

“Ditto untuk pusat logistik utama di Dzhankoy di utara Krimea,” tambahnya.

Baca juga: Pengeboman Jembatan Krimea Bikin Vladimir Putin Berang, Lima Kota Ukraina Jadi Sasaran Rudal Rusia

Dia juga mengatakan tank dan kendaraan lapis baja infanteri dimaksudkan untuk memperkuat satu sama lain.

Sehingga, akan mampu membangun pasukan lapis baja yang kuat guna menindaklanjuti serangan udara yang menargetkan posisi militer Rusia.

“Ukraina sedang membangun pasukan lapis baja, seukuran Divisi atau lebih besar, yang dilatih dan dipersiapkan untuk berfungsi sebagai formasi terobosan untuk fase ofensif besar berikutnya dari Kampanye,” tulis Hodges.

“Tank yang disediakan Barat, Kendaraan Tempur Infanteri (IFV) dan artileri self-propelled akan membuatnya lebih mematikan," jelasnya.

Jenderal Valerii Zaluzhnyi, komandan militer Ukraina, mengatakan kepada The Economist Ukraina membutuhkan 300 tank dan senjata berat tambahan untuk mendorong mundur Rusia dari seluruh wilayah Ukraina.

Sementara pasukan Ukraina diduga melakukan serangan di dalam Krimea.

Hal ini dipandang sebagai contoh terisolasi yang berfungsi untuk menggoyahkan kepercayaan Rusia daripada menandakan pembebasan yang akan segera terjadi.

Ukrainan juga merusak Jembatan Kerch buatan Rusia pada bulan Oktober 2022 untuk menghambat saluran logistik militer Rusia ke semenanjung dan menyerang secara pribadi Putin.

Putin sempat berpura-pura mengendarai Mercedes melintasi jembatan dua bulan setelah serangan untuk menunjukkan pengoperasiannya.

“Putin, popularitasnya yang besar muncul ketika dia merebut Krimea dan menyatakannya sebagai wilayah Rusia, dan rakyat Rusia pada umumnya telah menerimanya,” kata Evelyn Farkas, Direktur Eksekutif Institut McCain.

Dia sempat menjabat sebagai wakil asisten menteri pertahanan selama pemerintahan Barack Obama, dengan fokus pada Rusia dan Ukraina.

“Jika Putin kehilangan Krimea, secara politis itu akan menjadi kekalahan baginya,” jelasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved