Tanah Bergerak

BREAKING NEWS - Ada Tanah Bergerak di Lintas Saree-Padang Tiji, Waspada!

Kajian itu untuk mengetahui kondisi ancaman bencana tanah longsornya. Dan meminimalisir kondisi longsoran.

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Salah dari enam lokasi tanah longsor yang terjadi di KM 80 - 81 Saree - Padang Tiji, Kamis (26/1) 

Laporan Herianto l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dinas ESDM Aceh mengingatkan kepada  pengendara motor pribadi, mobil penumpang umum, barang dan kendaraan jenis lainnya, yang melintas di Km 80-81 Saree (Aceh Besar)-Padang Tijie (Pidie), untuk lebih berhati-hati pada musim hujan.

“Di bagian bawah tanah badan jalan nasional KM 80 – 81 tersebut, akibat hujan sejak Sabtu (21/1) sampai Kamis (26/1), mengalami pergerakan, sehingga sebagian badan jalan telah longsor,” kata Kadis ESDM Aceh, Ir Mahdinur yang didampingi Kabid Geologinya Ikhlas dalam laporannya kepada Serambinews.com, Kamis (26/1/2023) usai meninjau lokasi pergerakan tanah yang terjadi di lintasan jalan  nasional KM 80, Saree – Padang Tiji.

Mahdinur mengatakan, setelah mendapat laporan dari masyarakat dan aparat keamanan setempat mengenai badan jalan nasional di KM 80 – 81, Saree -Padang Tijie, mengalami longsor, pihaknya langsung mengirimkan Tim Geologi untuk mengamati dan menganalisis, peristiwa tanah longsor yang terjadi di KM 80 – 81 Saree – Padang Tiji tersebut.

Baca juga: Pemerintah Bangun 18 Rumah Korban Tanah Bergerak di Lamkleng, CSR Bank Aceh, Gandeng Edi Fadhil

Berdasarkan hasil peninjauan, penyelidikan dan pengamatan, serta analisa geologi, di lintasan badan jalan nasional Km 80 – 81 itu, ada 6 lokasi titik longsor.

Lapisan tanah yang longsor, adalah jenis tanah satuan tuf, yang berumur kuarter, bersumber dari formasi Gunung Api Lamteuba, Aceh Besar.

Jenis tanah satuan tuf itu, jelas Mahdinur, mengandung lempung, yang mudah menyerap air.

Tanah lempung akan mengalami pengembangan (swelling), saat menyerap air, sehingga membuat ikatan antar butir batu stuf menjadi tidak stabil.

Batuannya bersifat lepas dan belum terkompaksi, sehingga rentan terhadap longsor.

Peristiwa tanah longsor tersebut terjadi, karena tingginya frekuensi curah hujan yang terjadi sejak Sabtu (22/1) sampai Kamis (26/1), membuat material di atas satuan tanah lempung itu menjadi lebih berat, sehingga beban tanah bertambah berat, sehingga terjadi pergeseran/gerakan tanah.

Faktor penyebab lainnya, kondisi lereng tanah di KM 80 – 81 tersebut cukup curang, ketika ikatan antar butir satuan tanah tidak stabil dan lepas, maka membuat ikatan tanah menjadi renggang dan terjadi pergerakan tanah longsor.

Untuk mengurangi risiko longsor di kemudian hari, di ruas jalan KM 80 – 81 Saree – Padang Tiji itu, perlu dilakukan kajian mitigasi bencana longsor.

Kajian itu untuk mengetahui kondisi ancaman bencana tanah longsornya. Dan meminimalisir kondisi longsoran.

Dari hasil kajian mitigasi tanah longsor tersebut, kata Mahdinur dan Ikhlas, pihak Balai Pembangunan Jalan Nasional  (BPJN) I  Aceh, yang bertugas untuk membangun dan memperbaiki badan jalan yang telah longsor, dapat mengetahui, model bangunan badan jalan yang bagaimana dan seperti apa yang cocok di bangun di lintasan badan jalan nasional KM 80 – 81 tersebut, agar tidak membahayakan pengendara kendaraan bermotor, mulai dari kendaraan roda dua, tiga, empat, enam dan seterusnya.

Dinas ESDM Aceh, kata Mahdinur, sangat berharap badan jalan nasional di KM 80 – 81  yang longsor tersebut, cepat ditangani dan diberikan tanda-tanda bahaya, agar semua kendaraan bermotor yang melintas di jalan jadi lebih berhati-hati lagi. Karena, pergerakan tanah yang longsor dan terbelah itu, terus akan bergerak, sampai kondisi hujan berhenti dalam jangka waktu yang lama.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved