Internasional
Pemuda Guinea Lari dari Negaranya, Tujuan Eropa Tak Kesampaian, Hadapi Kelaparan di Maroko
Sejumlah pemuda Guinea bersama sejumlah migran lainnya dari Afrika meninggalkan negaranya untuk mencari kehidupan lebih baik di Uni Eropa.
Bulan ini, enam migran ditangkap menyusul bentrokan selama operasi polisi untuk mengusir orang-orang yang berkemah di lokasi perluasan jalur trem.
Hari ini, mereka kembali ke situs yang sama, dibagi menjadi beberapa grup berdasarkan negara asal dengan semua orang bergabung untuk bertahan hidup.
Baca juga: Kelompok HAM Tunisia Tuduh Pemerintah Deportasi Migran Secara Tidak Manusiawi
“Di mana pun kami mendirikan kemah, mereka mengusir kami,” kata Boubacar (27) dari Mali.
“Bukannya kami ingin tidur di jalur trem, tetapi mereka tidak menawarkan alternatif apapun kepada kami,” ujarnya.
Sebagian besar penduduk enggan berbicara dengan jurnalis, tetapi seorang penjual manisan Maroko mengatakan para migran bagian dari lanskap sekarang, mereka tidak mengganggu siapapun.
Toilet stasiun menjadi satu-satunya tempat para migran harus mandi.
“Kadang mereka mengizinkan kami masuk, kadang tidak,” kata Boubacar, menuduh warga sekitar melakukan rasisme.
Pers Maroko secara teratur menyuarakan penentangan terhadap para migran.
“Hentikan imigrasi rahasia!” kata tajuk utama baru-baru ini di surat kabar mingguan Maroc Hebdo, menyebutnya sebagai masalah sosial, keamanan, dan politik yang sedang diperjuangkan oleh negara.
Noureddine Riadi dari kelompok hak asasi manusia utama Maroko, AMDH, mengatakan para migran menghadapi kondisi sulit dan meminta pihak berwenang untuk berbuat lebih banyak untuk membantu.
“Yang paling rentan harus ditempatkan di pusat-pusat pemukiman sementara,” katanya.
Lamine (20) yang telah mencoba lima kali untuk menembus daerah kantong Melilla Spanyol yang dijaga ketat di pantai utara Maroko, mengatakan dia hampir menyerah.
Baca juga: Membantu Penyelamatan Migran di Laut Yunani, Sarah Mardini, Saudara Perenang Olimpiade Diadili
"Kami berjuang untuk tetap percaya, tapi optimisme saya memudar setiap hari," katanya.
Maroko telah mengambil langkah berkala untuk mengatur status migran di wilayahnya, banyak di antaranya tiba melalui perbatasan gurun negara itu dengan Aljazair, yang secara resmi ditutup.
Tetapi di bawah tekanan Eropa yang meningkat untuk memperkuat kontrol perbatasan dan membatasi pergerakan migran di dalam wilayahnya.
Dewan HAM PBB Akan Gelar Debat Mendesak Soal Serangan Udara Israel di Qatar |
![]() |
---|
Ini Usulan Terakhir Trump Untuk Akhiri Perang di Gaza, Begini Tanggapan Hamas dan Israel |
![]() |
---|
Sisa Rumah Firaun di Bawah Tanah Mesir Beredar Luas Media Sosial, Apa yang Sebenarnya Terjadi? |
![]() |
---|
Vietnam Tingkatkan Tunjangan Guru 70 Persen Hingga 100 Persen Bagi Guru di Wilayah Tertinggal |
![]() |
---|
Agni-V Meluncur! Perlombaan Rudal India dan Pakistan Memanas, India Kirim Sinyal Keras ke China? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.