Capres 2024

Anies Berpotensi Menang di Pilpres 2024, Pengamat: Jokowi Jangan Letak Telur di Satu Keranjang

Capres 2024 pilihan Partai NasDem, Anies Baswedan berpotensi menang di Pilpres 2024. Pengamat sarankan Jokowi tidak meletakkan telur di satu keranjang

Penulis: Sara Masroni | Editor: Ansari Hasyim
Instagram @aniesbaswedan dan @jokowi
Capres 2024 pilihan Partai NasDem Anies Baswedan berpotensi menang di Pilpres 2024, pengamat sarankan Jokowi tak meletakkan telur di satu keranjang. 

SERAMBINEWS.COM - Capres 2024 pilihan Partai NasDem, Anies Baswedan berpotensi menang di Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menanggapi pertemuan Presiden Jokowi dan Surya Paloh di Istana Negara, Kamis (26/1/2023) lalu.

Menurut pengamat politik itu, Anies berpotensi menang di pilpres 2024 dan Jokowi disarankan tidak hanya berpihak pada satu sosok dan menolak sosok lain secara ekstrem.

"Untuk pak Jokowi juga penting untuk tidak meletakkan telur di satu keranjang,” ungkap Burhanuddin Muhtadi dilihat Serambinews.com dari tayangan Kompas TV, Minggu (29/1/2023).

 

 

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia berujar, andai Anies menang di pilpres 2024 mendatang, sangat berbahaya bagi Jokowi bila tidak bermain di banyak kaki.

"Kalau misalnya calon presiden yang diusul oleh NasDem yaitu Anies Baswedan, ternyata punya potensi menang juga dan ternyata betul menang,” ucap Burhanuddin Muhtadi.

“Itu akan sangat berbahaya buat pak Jokowi kalau dia hanya mendukung salah satu calon. Pak Jokowi harus bermain di banyak kaki," tambahnya.

Baca juga: Kala Jokowi Tersenyum Ditanya Soal Reshuffle Menteri: Clue-nya Adalah

Pengamat politik itu juga menyampaikan, publik melihat ada hubungan antara Jokowi dan Surya Paloh yang tak seharmonis sebelum deklarasi Anies.

Suka tidak suka, menurutnya terlalu kasat mata untuk hal ini bila diabaikan.

"Ada nuansa di mana hubungan beliau yang selama ini sangat dekat, itu sepertinya agak terganggu pasca-deklarasi," ungkap Burhanuddin.

Hal itu menurutnya bisa dilihat dengan berbagai macam indikasi seperti sikap yang ditunjukkan Jokowi saat bertemu Surya Paloh di acara Golkar, serta sinyal reshuffle yang terus berhembus.

Baca juga: Profil Syahrul Yasin Limpo, Menteri Terancam Reshuffle Buntut NasDem Deklarasi Anies Capres 2024

Meski demikian, pertemuan kemarin menjadi pembelajaran bahwa betapa pun ada perbedaan soal capres yang sudah diumumkan NasDem, tidak mengganggu hubungan pribadi keduanya.

Ia mendapat kabar bahwa hingga pulang pun Surya Paloh diantar langsung sampai ke mobil golf, berarti pertemuan selama 1,5 jam diindikasi berlangsung sangat baik.

"Bahwa kemudian ada implikasi setelah pertemuan misalnya entah NasDem dikurangi, tapi setidaknya pertemuan tersebut berakhir dengan sangat baik," kata Burhanuddin.

"Sehingga apapun yang dilakukan kedua belah pihak itu, bisa dipahami tercapai suatu kesepakatan. Terkait merugikan NasDem atau tidak ya tunggu," tambahnya.

Baca juga: Profil Anies Baswedan Lengkap Sejak Kuliah, Jadi Mendikbud hingga Capres 2024 Pilihan NasDem

Walau begitu, yang terpenting menurutnya adalah gestur kedua tokoh tersebut sama-sama menunjukkan sikap baik.

Selanjutnya juga memberi pelajaran ke publik bahwa dalam politik betapa pun berbeda, tetap harus menjaga komunikasi.

NasDem dan PDIP soal Pertemuan Dua Elite

Diketahui Presiden Jokowi panggil Surya Paloh ke Istana Negara, Kamis (26/1/2023) usai keduanya dikabarkan renggang karena NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan jadi bakal capres 2024.

Muncul dugaan bahwa pertemuan itu membahas reshuffle kabinet dari NasDem sebagaimana isu yang menggelinding liar di publik akhir-akhir ini.

Wakil Sekjen NasDem Hermawi Taslim menjelaskan, Ketua Umum NasDem Surya Paloh pergi sendiri temui Presiden Jokowi dalam agenda tersebut.

"Saya kira tidak penting siapa yang meminta apa," kata Hermawi dilihat Serambinews.com dari tayangan Kompas TV, Minggu (29/1/2023).

"Tapi yang penting pertemuan dua negarawan sekaliber presiden dan sekelas pak Surya Paloh, itu pasti menyejukkan kehidupan bangsa ini," tambahnya.

Baca juga: Reshuffle di Depan Mata, Ditanya Nasib Menteri NasDem, Jokowi: Ditunggu Saja

Apapun simbol yang ditunjukkan kedua tokoh ini untuk publik, pertemuan kepala negara dengan pimpinan partai politik menurutnya adalah sebuah keniscayaan.

"Seharusnya semakin sering bertemu itu semakin baik, untuk menghindari miskomunikasi dan segala macam," ujar Hermawi.

Wakil Sekjen NasDem itu mengungkapkan, setelah G20 semestinya ada rencana pertemuan Jokowi dan Paloh di Bali.

Namun pada 3 Desember 2022 lalu, ternyata Surya Paloh harus ke Jerman dan Jokowi pergi dalam sejumlah agenda kenegaraan.

"Nah tadi kalau yang dikatakan pak Hasto tidak datang ke ulang tahun NasDem, memang pak Jokowi tidak bisa datang karena kunjungan kerja di Kamboja," ungkap Hermawi.

"Jadi, ini komunikasi-komunikasi yang berlanjut, turun naik kan bagian dari dinamika kebangsaan," tambahnya.

Wakil Sekjen NasDem itu menyampaikan, pertemuan kemarin pada dasarnya baik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dan seharusnya dilakukan juga oleh ketum-ketum partai lain di Indonesia.

Sementara Anggota DPR RI Fraksi PDIP Aria Bima menyampaikan, mengenai spekulasi adanya reshuffle kabinet, tentu baru akan terlihat ke depan setelah pertemuan ini.

"Apakah reshuffle atau tidak, apakah NasDem tetap solid dalam pemerintahan pak Jokowi atau di luar kabinet atau cuma dikurangi menterinya, itu akan terlihat nanti ke depan," kata Aria Bima.

Sebab reshuffle kabinet itu merupakan hak prerogatif presiden.

Namun bila pertemuan itu sebaliknya karena keinginan dari Surya Paloh sendiri untuk bertemu presiden, maka menurutnya sulit ditebak apa tujuan sang Ketum NasDem.

"Yang jelas, (ada hubungannya) posisi politik NasDem dengan pak Jokowi dalam pemerintahan saat ini maupun ke depan," tambahnya.

Dia tidak menampik dengan sikap yang diambil NasDem saat mendeklarasikan Anies sebagai capres 2024 pilihan partai tersebut, terjadi kalkulasi-kalkulasi di panggung politik.

"Kalau tadi mas Hermawi Taslim bilang senyum sudah melebar atau sudah lebih semringah, berarti kemarin ada senyum yang tidak semringah," ucap Aria Bima.

"Ini kita lihat saja, kira-kira apa semringahnya pak Surya Paloh ini apakah tetap, tidak ada menteri, pengurangan menteri atau seperti apa," pungkasnya.

Presiden Jokowi Beri Sinyal Reshuffle

Sebelumnya Presiden Jokowi sempat menjawab pertanyaan awak media soal perombakan kabinet yang dikabarkan bakal mendepak kader Partai NasDem dari kursi menteri.

Meski demikian, Presiden Jokowi irit bicara saat ditanyai perihal tersebut, terutama soal nasib menteri dari Partai NasDem.

"Ditunggu saja," ucap singkat Jokowi sambil tersenyum saat mengunjungi Pasar Tanah Abang Jakarta sebagaimana dilihat Serambinews.com dari tayangan Kompas TV, Senin (2/1/2023) lalu.

Entah apa maksud dari pernyataan itu, namun banyak pihak menduga reshuffle kali ini ada kaitannya dengan Partai NasDem yang mendeklarasikan Anies sebagai capres 2024.

Pada kesempatan lainnya, Jokowi juga hanya tersenyum saat ditanya mengenai perombakan atau reshuffle menteri Kabinet Indonesia Maju, kemudian berseloroh soal clue.

"Isunya sedang menguat reshuffle kabinet, apakah bapak memang akan melakukan hal tersebut," tanya awak media dilihat Serambinews.com dari tayangan Kompas TV, Senin (26/12/2022) lalu.

"Iya denger. Hmm," jawab Jokowi yang kemudian mengangguk sambil tersenyum saat memberikan keterangan usai meresmikan pengembangan tahap 1 Stasiun Manggarai, Senin kemarin.

Kemudian ketika diminta kisi-kisi menteri yang akan dicopot dari reshuffle kali ini, Presiden Jokowi malah berseloroh.

"Clue-nya, ya. Yuk," ucap Jokowi mengundang gelak tawa sembari bergegas meninggalkan lokasi.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved