Internasional
WHO Tuduh Dunia Lupakan Suriah, Krisis Gempa Sudah Makin Parah, Kehancuran Perang Bertambah
Mike Ryan, direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluhkan krisis yang terlupakan di Suriah.
SERAMBINEWS.COM, JENEWA - Mike Ryan, direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluhkan krisis yang terlupakan di Suriah.
“Suriah tampaknya menjadi renungan,” kata Charles Lister, Direktur program Suriah dan Kontraterorisme dan Ekstremisme di Middle East Institute
Ketika WHO bersiap menerbangkan pasokan medis ke Suriah dari Dubai, Ryan mengatakan tumpukan bantuan yang sangat besar sedang menunggu untuk mencapai baratlaut Suriah yang dikuasai pemberontak.
“Dunia melupakan Suriah,” kata Ryan kepada wartawan di Dubai, selama persiapan penerbangan bantuan.
“Terus terang, gempa itu menarik perhatian kembali," katanya, seperti dilansir AFP, Sabtu (11/2/2023).
"Tapi jutaan orang di Suriah telah berjuang selama bertahun-tahun dan itu menjadi krisis yang terlupakan,” tambahnya.
"Suriah sekarang menghadapi "bencana sekunder" nyawa yang hilang karena kurangnya pasokan medis," kata Ryan.
Baca juga: Pemko Sabang Galang Dana untuk Korban Gempa Turkiye dan Suriah
“Kita harus menyadari skala bencana ini sangat besar, melebihi kapasitas setiap orang," ujarnya.
"Jika mereka tidak memiliki peralatan, mereka tidak dapat melakukan pekerjaannya, seperti meminta petugas pemadam kebakaran untuk bergegas ke api tanpa selang pemadam kebakaran,” tamsilnya.
Bab Al-Hawa Turkiye, satu-satunya penyeberangan perbatasan di mana bantuan kemanusiaan PBB diizinkan masuk ke Suriah utara, awalnya ditutup akibat kerusakan yang terjadi akibat gempa.
Seerti diketahui, sebagian besar bantuan yang memasuki Suriah harus melewati Damaskus, yang secara ketat mengontrol distribusinya ke gubernuran.
Bahkan, penutupan Bab Al-Hawa mempersulit pengiriman bantuan yang memadai dan tepat waktu ke daerah yang paling terpukul.
Pengiriman bantuan internasional pertama ke Suriah baratlaut yang dikuasai pemberontak setelah gempa tiba pada Kamis (9/2/2023).
Baca juga: Korban Gempa Meninggal di Turkiye dan Suriah Hampir Mendekati 30.000 Orang
Pemerintah Suriah mengatakan pihaknya juga telah menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang dilanda gempa di luar kendalinya.
Konvoi bantuan PBB kedua menyeberang ke Suriah yang dikuasai pemberontak dari Turkiye pada Jumat (10/2/2023).
Konvoi 14 truk itu membawa barang-barang non-makanan.
Seperti peralatan kemanusiaan, lampu surya, selimut, dan bantuan lainnya, kata juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi Paul Dillon dalam sebuah pernyataan.
Bantuan tersebut akan cukup untuk sekitar 1.100 keluarga di daerah yang dilanda gempa di Idlib, tambahnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mendesak Dewan Keamanan untuk mengesahkan pembukaan titik bantuan kemanusiaan lintas batas baru antara Turkiye dan Suriah.
Turkiye mengatakan sedang berupaya membuka dua rute baru ke bagian Suriah yang dikuasai pemberontak.(*)
Baca juga: Belum Pulih dari Gempa, Bendungan di Suriah Jebol, Banjir Hantam Rumah Penduduk
Sisa Rumah Firaun di Bawah Tanah Mesir Beredar Luas Media Sosial, Apa yang Sebenarnya Terjadi? |
![]() |
---|
Vietnam Tingkatkan Tunjangan Guru 70 Persen Hingga 100 Persen Bagi Guru di Wilayah Tertinggal |
![]() |
---|
Agni-V Meluncur! Perlombaan Rudal India dan Pakistan Memanas, India Kirim Sinyal Keras ke China? |
![]() |
---|
Satria Kumbara Meringis Kesakitan, TNI Tegaskan Tak Lagi Bertanggung Jawab Kepada Pengkhianat Negara |
![]() |
---|
The Fed Siap Tekan Suku Bunga, Wall Street Bergairah, Trump Ngamuk Lagi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.