Internasional

Keajaiban Belum Habis, Sembilan Korban Gempa di Reruntuhan Kembali Diselamatkan Usai 228 Jam Gempa

Keajaiban yang terjadi selama gempa Turkiye belum juga habis sampai 200 jam usai gempa atau Selasa (14/2/2022) malam.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Arif Hudaverdi Yaman / ANADOLU AGENCY
Seorang wanita diselamatkan oleh personel dari puing-puing bangunan yang runtuh 228 jam setelah gempa di Distrik Antakya, Hatay, Turkiye pada 15 Februari 2023. 

SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Keajaiban yang terjadi selama gempa Turkiye belum juga habis sampai 2229 jam usai gempa atau Rabu (15/2/2022) malam.

Tim penyelamat kembali menarik seorang remaja berusia 18 tahun dari reruntuhan bangunan usai delapan hari gempa dahsyat melanda wilayah tersebut.

Mereka juga berhasil menyelamatkan seorang anak berusia 17 tahun, menurut pejabat dan media setempat.

Mereka, dua dari sembilan orang yang diselamatkan pada Selasa (14/2/2023).

Lainnya, seorang pria berusia 65 tahun, dan seorang wanita yang telah menghabiskan 2228  jam terkubur di bawah puing-puing bangunan.

'Kami akan menyelamatkanmu, biarkan aku melihatmu' kata seorang penyelamat kepadanya, seperti dilansir The Telegraph, Rabu (15/2/2023).

Baca juga: KISAH HEROIK Perawat Korbankan Nyawa demi Lindungi Inkubator Bayi Agar tak Jatuh saat Gempa Turki

Jumlah korban tewas gabungan di Turki dan negara tetangga Suriah melebihi 41.000 orang.

Bencana tersebut menghancurkan kota-kota di kedua negara, membuat banyak orang yang selamat kehilangan tempat tinggal di suhu musim dingin yang hampir membeku.

Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan mengakui adanya masalah dalam tanggapan awal terhadap gempa berkekuatan 7,8 SR pada 6 Februari 2022.

Tetapi dia mengatakan situasinya saat ini sudah terkendali.

Gempa bumi merobohkan pengolahan air, limbah, dan infrastruktur vital.

Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan ini dapat menyebabkan krisis kesehatan di atas bencana kemanusiaan.

Baca juga: Lagi, Tiga Korban Gempa Turkiye di Reruntuhan Bangunan Diselamatkan, Terkubur Selama 199 Jam

“Memang, kerusakan, kerusakan parah pada sistem air dan sanitasi, sangat memprihatinkan dan meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air dan wabah penyakit menular," kata WHO.

Para penyintas bergabung dalam eksodus massal dari zona yang dilanda gempa, meninggalkan rumah mereka dan tidak yakin apakah mereka bisa kembali.

Erdogan mengatakan lebih dari 2,2 juta orang telah meninggalkan daerah yang paling parah terkena dampak, dan ratusan ribu bangunan tidak dapat dihuni.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved