Internasional

Turkiye Hanya Mengizinkan Jenazah Korban Gempa Dibawa Pulang ke Suriah, Masih Hidup Dilarang

Warga Suriah biasanya dilarang meninggalkan kota tempat mereka terdaftar tanpa izin dari otoritas provinsi Turkiye.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Rami al SAYED
Warga Suriah berkumpul di luar tenda tempat mereka tinggal setelah gempa 6 Februari 2023 di Kota Jindayris yang dikuasai pemberontak pada 13 Februari 2023. 

Tetapi melakukan hal itu berarti melepaskan izin tinggal sementara Turkiye mereka; tanpa itu mereka tidak akan bisa menyeberang kembali ke Turkiye.

“Saya tidak punya apa-apa di sini. Apa yang akan aku lakukan? tanyanya.

"Saya tidak bisa tinggal di truk ini atau di tenda,” katanya.

“Saya tahu kembali ke Suriah tidak mudah, tapi solusi apa lagi yang ada?” tanyanya lagi.

Sedangkan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan telah berulang kali bersumpah akan mulai membangun kembali dengan cepat bangunan dan rumah yang hancur.

Bahkan, akan membayar sewa hingga satu tahun bagi mereka yang tidak ingin tinggal di tenda.

Tapi tidak ada kejelasan apakah itu termasuk warga Suriah, kata Basdas.

Baca juga: Pengungsi Suriah di Turkiye Menghadapi Pelecehan dan Rasis Setelah Gempa, Diusir dan Dipukul

"Akankah negara dan organisasi bantuan menyediakan perumahan berkelanjutan bagi semua orang yang terkena dampak gempa tanpa diskriminasi? tanyanya.

"Tidak ada solusi berkelanjutan bagi siapa pun," jelasnya.

"Bagaimana kita mengelola pengungsi internal dalam jangka panjang?" tambahnya.

"Ini mempengaruhi semua orang, tetapi dalam situasi ini, orang-orang yang sudah sangat rentan, baik itu anak-anak, perempuan, LGBTQ atau migran bahkan lebih berisiko," kata Basdas.

Bahkan dalam kematian, warga Suriah juga bisa dilupakan, kata Ghazi.

Dia memperingatkan pengungsi tidak berdokumen, yang merupakan bagian signifikan dari warga Suriah di Turkiye, tidak tercatat dalam jumlah korban resmi.

"Daerah yang paling terdampak adalahlingkungan miskin dengan bangunan tua, dan mereka cenderung menjadi pengungsi," kata Ghazi.

"Saya khawatir persentase kematian tertinggi akan terjadi di antara warga Suriah," ujarnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved