Opini

Isra Miraj dan Inspirasi Iptek

Seorang yang sadar tentang kebesaran Allah akan merasa kecil dan rendah hati walaupun ilmunya semakin bertambah, bahkan ia merasa sangat bodoh di hada

|
Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Ir Faizal Adriansyah MSi, Penasihat IAGI Aceh, Kepala Puslatbang KHAN LAN RI 

Bumi tempat kita tinggal ini ternyata ketika berada di alam semesta sangatlah kecil ibarat butiran pasir.

Besarnya bumi dibanding Matahari saja 1:1.250.000 dengan Planet Yupiter Bumi jauh lebih kecil, Yupiter memiliki diameter hampir sebelas kali diameter Bumi.

Buya Yahya Jelaskan Hikmah Peristiwa Isra Miraj, Perjalanan Nabi Muhammad SAW

Volumenya juga 1.321 kali lebih besar dari Bumi. Apa yang mau kita sombongkan tentang diri kita?

Seorang yang sadar tentang kebesaran Allah akan merasa kecil dan rendah hati walaupun ilmunya semakin bertambah, bahkan ia merasa sangat bodoh di hadapan Allah.

Ilmu pengetahuan modern hari ini telah membuktikan tentang dahsyatnya alam semesta jagad raya ini yaitu dengan bantuan teknologi berupa teleskop canggih, satelit, pesawat antariksa, bahkan saat ini sudah ada Laboratorium Angkasa Luar nun jauh di atas sana yang dihuni para ilmuan untuk beberapa masa, mereka melakukan riset dan penelitian alam semesta.

Namun sebelum ilmu pengetahuan sehebat hari ini, sesungguhnya Allah SWT telah memperlihatkan keagungan dan kebesaran-Nya kepada hamba-Nya yang terpilih yaitu Rasulullah Muhammad saw melalui peristiwa Isra dan Miraj.

Perjalanan Isra dan Miraj Nabi Muhammad saw tidak dapat kita samakan dengan perjalanan para astronot ke ruang angkasa.

Bagaimanapun hebatnya ilmu pengetahuan manusia, mereka tidak akan dapat mencapai tingkat perjalanan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw, karena peristiwa Isra dan Miraj adalah mukjizat Allah yang khusus atau spesifik untuk Nabi Muhammad saja.

Di dalam Al Quran surah Isra ayat 1 Allah memberitakan peristiwa perjalanan Isra mengawali dengan kalimat “Subhana” yang artinya Maha Suci Allah.

“Maha Suci Allah yang telah menjalankan hamba-Nya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang telah Kami berkati sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan kepadanya tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.

Menurut para ahli tafsir, apabila Allah mengawali suatu berita dengan kata yang menggambarkan kesucian Allah “Subhana” itu artinya peristiwa yang akan diungkapkan adalah peristiwa yang besar, agung dan luar biasa, peristiwa yang tidak dapat dilakukan oleh makhluk mana pun.

Prof Dr M Mutawalli Asysyakrawi memperbandingkan hal ini dengan firman Allah dalam surah Yasin ayat 36 yang juga diawali dengan “Subhanaladzi”. Lengkapnya terjemahan surah Yasin ayat 36 adalah “Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.

Mutawalli selanjutnya mengatakan hanya Allah-lah yang sanggup menciptakan secara berpasangan dalam arti sesungguhnya.

Manusia dengan anugerah kepandaian dari Allah walaupun telah dapat menciptakan pesawat ulang alik ke ruang angkasa, menciptakan otak elektronika, atau komputer yang dapat mengoperasikan suatu unit perusahaan.

Namun, ciptaan manusia itu tidak bisa hidup, tidak bisa tumbuh, tidak bisa berkembang biak, tetap seperti waktu diproduksi.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved