Opini

Isra Miraj dan Inspirasi Iptek

Seorang yang sadar tentang kebesaran Allah akan merasa kecil dan rendah hati walaupun ilmunya semakin bertambah, bahkan ia merasa sangat bodoh di hada

|
Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Ir Faizal Adriansyah MSi, Penasihat IAGI Aceh, Kepala Puslatbang KHAN LAN RI 

Tetapi, ciptaan Allah diawali dengan sepasang, kemudian tumbuh berkembang biak sebagai contoh penciptaan makhluk yang bernama manusia, diawali oleh penciptaan Adam dan Hawa kemudian beranak pinak menjadi umat manusia seperti sekarang ini. Demikian komentar Mutawalli dalam menjelaskan makna “Subhana”.

Isra dan Miraj adalah peristiwa luar biasa yang merupakan mukjizat Rasulullah saw.

Tidak dapat dipungkiri bahwa peristiwa Isra Miraj ini sesungguhnya menjadi gagasan dan inspirasi bagi kemajuan ilmu pengetahuan hari ini, seperti bidang kedokteran dalam hal pembedahan dada Rasulullah sebelum beliau melaksanakan Isra dan Miraj.

Demikian juga di bidang transportasi cepat seperti kita saksikan saat ini mulai mobil, kereta api hingga pesawat supersonik, ini semua menunjukkan gagasan perjalanan Rasulullah dengan Buraq yang bermakna cepat bagai kilat telah menjadi gagasan manusia modern dalam mengembangkan alat transportasi.

Demikian juga teknik informasi dan telekomunikasi canggih seperti video call, teleconference menjadi keniscayaan hari ini, dimana sebelumnya hanya kita ketahui dari kisah Isra Miraj, ketika Rasulullah mampu menjawab semua pertanyaan orang yang ragu tentang perjalanan Isra dan Miraj dari segi bukti fisik kehadiran beliau di Baitul Maqdis.

Al Qur’an sesungguhnya sejak 15 abad yang lampau telah menginformasikan kunci kesuksesan manusia kalau ingin menjelajah penjuru langit dan bumi yaitu menggunakan kekuatan atau “power” yang dalam bahasa Al Quran disebut “sulthan”.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surah Ar Rahman ayat 33, “Wahai Kelompok jin dan manusia, jikalau kamu sanggup melintasi penjuru langit dan bumi, maka lintasilah tetapi kamu tidak akan dapat melakukannya kecuali dengan Sulthan”.

Menurut sebagian ahli tafsir pengertian sulthan dalam ayat ini adalah ilmu pengetahuan. Ir Syahirul Alim MSc dosen Teknik Nuklir UGM pernah menjelaskan bahwa sulthan sebagai kekuatan besar yang terarah dan terorganisir didalamnya tercakup ilmu pengetahuan, kekuasaan dan organisasi, misalnya sebagai ilustrasi perjalanan pesawat antariksa Apolo 11 yang mendarat di bulan pada 16 Juli 1969.

Apolo 11 dibuat melibatkan 300.000 orang dan 20.000 pabrik. Roket pengangkat Apolo ini bernama Saturnus V bertingkat tiga boster besar, memiliki 91 mesin dengan 8 juta onderdil kerja.

Inilah, yang dimaksud sulthan mustahil pekerjaan besar ini dapat dikerjakan tanpa kekuatan besar yang terorganisir. Wallahu ‘alam bi shawab.

 

Harga Emas di Banda Aceh per Mayam Turun Jauh Sepekan Ini, Senin 20 Februari 2023

Divonis Hukuman Mati, Mahfud MD Yakin Sambo Tak Bakal Dieksekusi Mati: Dia akan Meninggal di Penjara

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved