Berita Banda Aceh

KUR Belum Sentuh Pedagang Kaki Lima, Perbankan Enggan Salurkan, Ini Kata Pakar Ekonomi Aceh

Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikucurkan pemerintah ternyata belum menyentuh usaha kecil, seperti pedagang kaki lima dan lainnya.

Penulis: M Nur Pakar | Editor: M Nur Pakar
for: Serambinews.com
Pakar Ekonomi dan Politik Aceh, Dr Taufiq A Rahim 

Dia menjelaskan dalam kehidupan realistik rakyat dengan kemampuan aktivitas ekonomi dan perdagangan pasar tradisional, dapat dinyatakan tidak ramah terhadap KUR.

Ditambahkan, konon pula jika berhubungan dengan lembaga perbankan sebagai penyalurnya.

Sehingga, katanya, sampai saat ini realitas di lapangan, di pasar, kampung-kampung demikian masif beredar usaha pinjaman yang dimainkan oleh rentenir, tengkulak, bank-47 dan berbagai lintah darat lainnya.

Baca juga: Dua Tahun BSI, Laba Tumbuh Impresif 40,68 Persen Capai Rp 4,26 Triliun

Taufiq mengatakan sebenarnya sangat sederhana, proses administrasi serta birokrasi dan surat menyurat di perbankan seharusnya tidak berbelit.

Dikatakan, dengan kondisi itu, maka rakyat dan pedagang kaki lima serta usaha sektor informal lainnya tidak susah memperoleh pinjaman di perbankan.

Sebaliknya, masyarakat kadang-kadang harus terlilit dengan suku bunga, transaksi hutang dan mencekik leher rakyat.

Dikatakan, ada konsekwensi yang harus ditanggung masyarakat, karena aset, rumah dan tanah disita para pelaku praktik rentenir, tengkulak serta lintah darat.

Bukan itu saja, katanya, terjadinya peningkatan pengangguran yang dibarengi kenaikan angka kemiskinan di Aceh.

"Sangat disayangkan saat ini, hampir di seluruh Aceh, rakyat sangat susah berkaitan dengan modal usaha," jelasnya.

Bahkan di desa-desa atau gampong, para kepala desa kewalahan pada saat tertentu, karena harus menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi masyarakatnya.

Padahal, pemengku kekuasaan di desa sangat terbatas untuk menyelesaikannya dan rakyat pasrah menjadi korban penghisap darah rakyat yang berusaha di sektor perdagangan tradisional.

Taufiq mengungkapkan para pemberi modal usaha kredit tersebut sangat banyak berkeliaran di pasar-pasar tradisional, desa dan hampir seluruh sektor ekonomi rakyat menawarkan jasa kredit.

Secara realistis, mereka ada di pasar tradisional dan rakyat sejak dini hari menawarkan modal usaha.

Sementara, perbankan masih tidak ramah dengan cara transaksi rakyat, juga terlalu berbelit-belit dalam administrasi, surat-menyurat, sehingga tidak segera mendapatkan modal usaha yang dibutuhkan segera.

Dikatakan ketidakramahan lembaga keuangan resmi semakin menjadi tidak menarik bagi bagi pegiat usaha kecil.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved