Internasional

Ratusan Remaja Putri Diracun di Iran, 30 Sekolah Masuk Asap Berbahaya, Orang Tua Larang ke Sekolah

Ratusan gadis muda yang bersekolah di berbagai sekolah di Iran telah diserang asap berbahaya yang masuk ke ruang kelas mereka dalam tiga bulan

Editor: M Nur Pakar
AFP
Seorang wanita muda terlihat berdiri di atap mobil tanpa jilbab untuk melihat kerumunan manusia dan kendaraan di Provinsi Kudistan, Iran, Rabu (26/10/2022). 

SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Ratusan gadis muda yang bersekolah di berbagai sekolah di Iran telah diserang asap berbahaya yang masuk ke ruang kelas mereka dalam tiga bulan terakhir ini.

Beberapa siswi berakhir dengan kondisi lemah di ranjang rumah sakit.

Pejabat Iran awalnya menolak insiden ini, tetapi sekarang menggambarkannya sebagai serangan yang disengaja yang melibatkan sekitar 30 sekolah yang diidentifikasi.

Beberapa berspekulasi insiden tersebut ditujukan untuk mencoba menutup sekolah bagi anak perempuan di negara berpenduduk lebih dari 80 juta orang ini.

Serangan yang dilaporkan terjadi pada saat yang sensitif bagi Iran, yang telah menghadapi protes berbulan-bulan.

Setelah kematian wanita Kurdi-Iran, Mahsa Amini pada 16 September 2022 menyusul penangkapannya oleh polisi moralitas negara itu.

Pihak berwenang belum menyebutkan tersangka, tetapi serangan itu menimbulkan kekhawatiran gadis-gadis lain dapat diracuni saat berada di sekolah.

Baca juga: Penyanyi Iran, Pencipta Lagu Demonstrasi Anti-Pemerintah Meraih Grammy Awards 2023

Sesuatu yang belum pernah ditentang sebelumnya selama lebih dari 40 tahun sejak Revolusi Islam Iran 1979, seperti dilansir AP, Selasa (28/2/2023).

Iran sendiri juga telah menyerukan kepada Taliban di negara tetangga Afghanistan untuk mengembalikan anak perempuan dan perempuan ke sekolah .

Kasus pertama muncul pada akhir November 2022 di Qom, sekitar 125 kilometer baratdaya ibu kota Iran, Teheran.

Di sana, di pusat teolog dan peziarah Syiah , para siswi di Noor Yazdanshahr Conservatory jatuh sakit pada November 2022.

Mereka kemudian jatuh sakit lagi pada Desember 2022.

Pihak berwenang pada awalnya tidak menghubungkan kasus tersebut

Kasus lain menyusul, dengan anak-anak mengeluh sakit kepala, jantung berdebar-debar, merasa lesu atau tidak bisa bergerak.

Beberapa menggambarkan jeruk keprok, klorin, atau bahan pembersih yang berbau.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved