Asuransi Padi
Baru 5 Daerah Usul Asuransi Tanam Padi 2023, Tahun Ini Aceh dapat Asuransi Tanaman Padi 4.000 Ha
Plafon asuransi tanaman padi itu diberikan Kementerian Pertanian kepada petani padi di Aceh, sejak tahun 2015 lalu untuk areal seluas 18.000 hektare,
Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Herianto I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh Ir Cut Huzaimah MP menyatakan dari 11 daerah yang diusulkan alokasi dana asuransi tanaman padi 2023 kepada Kementerian Pertanian sampai 7 Maret 2023, baru lima daerah yang menyampaikan data rencana usulan asuransi tanaman padinya.
"Kelima daerah itu, adalah Aceh Tamiang, Abdya, Aceh Timur, Nagan Raya dan Pidie,” kata Cut Huzaimah didampingi Kabid Sarana dan Prasarana, Ir Nurlaila MT kepada Serambi, Selasa (7/3/2023) di Banda Aceh.
Cut Huzaimah mengatakan, pada tahun anggaran 2023 ini, Aceh kembali mendapat plafon alokasi asuransi tanaman padi dari Kementan seluas 4.000 hektare.
Pusat memberikan alokasi asuransi tanaman padi untuk petani di Aceh, karena daerah ini sebagai daerah sentra produksi gabah dan beras nasional di bagian barat Pulau Sumatera, areal tanaman padinya sering kali dilanda bencana banjir tahunan.
Plafon asuransi tanaman padi itu diberikan Kementerian Pertanian kepada petani padi di Aceh, sejak tahun 2015 lalu untuk areal seluas 18.000 hektare, realisasi tanaman padi masuk asuransi seluas 3.052 hektare, tapi yang rusak dan dibayar klaim asuransinya oleh PT Jasindo hanya seluas 58 hektar, dengan nilai Rp 348 juta.
Tahun 2016, alokasi plafon areal tanaman padi yang diberikan tetap sama 18.000 hektare, tapi yang masuk asuransi 2.782 hektare, tanaman padi yang rusak dan dibayar klaim asuransinya hanya seluas 41 hektare senilai Rp 246 juta.
Tahun 2017, plafon luasan areal tanaman asuransi padi untuk Aceh diturunkan menjadi seluas 10.000 hektare, yang masuk asuransi 2,186 hektare, tanaman padi yang rusak dan dibayar klaim asuransinya 75,12 hektare, senilai Rp 450 juta.
Tahun 2018 alokasi plafon asuransinya seluas 4.000 hektar, yang masuk asuransi 503 hektare. Tahun 2019 plafon alokasi asuransi padinya seluas 2.000 hektare, yang masuk asuransi 802,53 hektare.
Tahun 2020 lalu, alokasi plafon areal yang diberikan asuransi turun menjadi 4.000 hektare, yang masuk asuransi seluas 2.393 hektare, tanaman padi yang rusak dan dibayar klaim asuransinya hanya seluas 13,47 hektare senilai Rp 80,8 juta.
Tahun 2021, luasannya bertambah menjadi 5.000 hektare, yang masuk asuransi 4.852,46 hektare, tanaman padi yang rusak dan dibayar klaim asuransinya seluas 122,11 hektar senilai Rp 732,6 juta.
Tahun 2022 plafon areal asuransi tanaman padinya turun menjadi 4.000 hektar. Yang masuk asuransi 4.000 hektare, tapi yang rusak dan dibayar klaim asuransinya hanya 211,78 hektare, senilai Rp 1,270 miliar.
Selama delapan tahun, jumlah areal tanaman padi yang masuk asuransinya seluas 538,73 hektare dan tanaman padi petani di Aceh yang klaim asuransinya dibayar totalnya senilai Rp 3,232 miliar.
Sampai kini, kata Kabid Prasarana dan Sarana Distanbun Aceh, Ir Nurlaila MT, kita belum melakukan tandatangan Kerjasama dengan PT Jasindo, dengan alasan DIPA nya masih bertanda bintang dan daerah yang baru memberikan data areal tanaman padinya yang akan dimasukkan ke dalam daftar asuransi tanaman padi kepada PT Jasindo baru lima daerah tersebut di atas.
Lima daerah lagi, yaitu Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Utara, Kota Langsa, Pijay dan Bireuen, kata Nurlaila, belum menyampaikan data areal tanaman padi sawahnya yang mau dimasukkan dalam asuransi tanaman padi, pada PT Jasindo.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.