Jurnalisme Warga

Pengabdian Internasional Ekonomi Pembangunan USK di Pusat Kajian Maritim Terengganu

Jumlah mahasiswanya lebih dari 10.000 orang, di mana 10 persennya merupakan pelajar internasional, dengan kurikulum serta berbagai sarana yang diperun

Editor: Ansari Hasyim
Dok Pribadi
Prof Dr H Apridar SE MSi Guru Besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Syiah Kuala dan Ketua Dewan Pakar ICMI Orwil Aceh. 

Oleh Prof Dr Apridar SE MSi

Guru Besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Syiah Kuala dan Ketua Dewan Pakar ICMI Orwil Aceh, melaporkan dari Terengganu, Malaysia


TERENGGANU atau lengkapnya Terengganu Darul Iman, merupakan salah satu negara bagian Malaysia dengan ibu kotanya Kuala Terengganu.

Terengganu terletak di pantai timur Semenanjung Malaysia, di antara garis bujur 102.25 dengan 103.50 dan garis lintang 4 hingga 5.50.

Di bagian utara dan barat lautnya berbatasan dengan Kelantan dan di bagian selatan dan barat daya berbatasan dengan Pahang.

Berdasarkan Sensus 2022 jumlah penduduknya 32.447.385 jiwa dengan tingkat kepadatan 98/km2.

Di sini terdapat Universitas Malaysia Terengganu (UMT) yang pada tahun 1979 dimulai sebagai Pusat Perikanan dan Ilmu Kelautan Universiti Pertanian Malaysia.

Ketika pusat ini dipindahkan ke Kuala Terengganu, fakultasnya berubah pada Juni 1996. Fakultas Sains & Teknologi Terapan, Fakultas Sains & Sastra Profesional, dan Pusat Matrikulasi pun dibentuk. Kemudian, pada 5 Mei 1999 University College of Terengganu didirikan sebagai kampus rekanan.

Jelang Ramadhan, Jordi dan Ruben Onsu Ajak Masyarakat Berbagi Alat Ibadah

Akhirnya, UMT diberi status sebagai universitas dewasa.

Jumlah mahasiswanya lebih dari 10.000 orang, di mana 10 persennya merupakan pelajar internasional, dengan kurikulum serta berbagai sarana yang diperuntukkan sebagai kampus internasional.

Mahasiswa yang menimba ilmu di kampus ini rata-rata mengeluarkan biaya hidup sekitar RM 1,200 atau Rp4 juta per bulan.

UMT merupakan universitas negeri ke-14 yang didirikan di Malaysia, terletak di sepanjang Laut Cina Selatan, di tepi pantai di Kuala Terengganu dan tidak jauh dari Kenyir, danau buatan terbesar di Asia Tenggara dengan luas 260.000 hektare.

UMT adalah salah satu universitas negeri terkemuka yang berspesialisasi dalam bidang seperti oseanografi dan ilmu kelautan.

Selain studi di bidang maritim, ekonomi, manajemen, dan ilmu fisika, kampus ini juga memiliki teknik dan komputasi.

Slogan universitas ini adalah Ocean of Discoveries, for Global Sustainability.

Adapun visi yang diusung kampus ini adalah menjadi universitas berfokus kelautan yang terkemuka, menjadikan kampus tersebut dihormati secara global.

University of Malaysia, Terengganu menduduki peringkat ke-25 di Malaysia, peringkat ke-3961 dalam peringkat global 2023, dan mencetak skor dalam 59 topik penelitian.

Peringkat University of Malaysia, Terengganu, didasarkan pada 3 faktor: hasil penelitian (indeks EduRank memiliki 4.249 publikasi dan 41.441 kutipan yang dikaitkan dengan universitas), reputasi nonakademik, dan pengaruh alumni terkemuka.

Akomodasi dalam kampus serta fasilitas belajar dapat dicapai dengan berjalan kaki singkat.

Setiap ruang diamankan dengan kontrol akses menggunakan kartu ID siswa dan satpam yang dilengkapi 200 kamera CCTV sebagai fasilitas keselamatan serta kesejahteraan para sivitas akademikanya.

Kampus ini juga menyediakan pilihan makanan dan minuman halal, serta sarana ibadah yang indah dan nyaman.

Asrama tersedia di sekitar kampus dengan tarif mahasiswa sesuai jenis kamar.

Selain itu, terdapat juga pilihan akomodasi di luar kampus seperti perumahan pribadi dan homestay dan mahasiswa disarankan untuk menghubungi agen perumahan secara langsung.

Nah, di kampus inilah sedang berlangsung Pengabdian Internasional yang diprakarsai oleh Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB-USK).

Pengabdian ini mendapat sambutan yang luar biasa dari pihak universiti (universitas).

Dengan berbagai kemudahan yang diberikan, peserta pengabdian sangat terbantu dalam melaksanakan tugas sebagai pemateri serta berbagai kegiatan pengabdian internasional.

Program yang disemat dalam pengabdian di semenanjung Malaysia ini adalah penguatan masyarakat kampus dalam melestarikan potensi laut untuk memberdayakan ekonomi masyarakat.

Pengabdian bersama internasional yang diprakarsai oleh kedua kampus ini, diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi antara Aceh dan Malaysia.

Dengan kehadiran UMT, masyarakat di semenanjung Malaya telah berkembang sebagai pusat perdagangan utama di Asia Tenggara yang semakin maju.

Pendapatan per kapita masyarakatnya $13.268, dengan Indeks Pembangunan Manusia sebesar 0.800 masuk dalam kategori sangat tinggi (data tahun 2019) dan merupakan salah satu parameter kemajuan yang sangat nyata.

Terengganu terdiri atas kelompok etnik bumiputra 68,8 persen, 23,2 Tionghoa, 7 persen India, dan 1 persen etnik lainnya.

Kerajaan Melayu yang paling awal tercatat dalam sejarah mulai bertumbuh dari kota pelabuhan tepi pantai di abad ke-10.

Di antara kerajaan-kerajaan ini termasuk Langkasuka dan Lembah Bujang di Kedah, juga Beruas dan Gangga Negara di Perak dan Pan Pan di Kelantan.

Diperkirakan semuanya adalah kerajaan Hindu atau Buddha. Islam tiba pada abad ke-14 di Terengganu.

Di antara tahun 1980-an dan pertengahan 1990-an, Malaysia mengalami pertumbuhan ekonomi yang berarti di bawah kepemimpinan Perdana Menteri keempat, Dr Mahathir Mohamad.

Pada periode ini Malaysia mengalami lompatan dari ekonomi berbasis pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur dan industri (terutama bidang komputer dan elektronika rumahan).

Pada periode tersebut daratan Malaysia berubah dengan tumbuhnya beraneka megaproyek.

Proyek yang paling terkemuka adalah Menara Kembar Petronas (sempat menjadi gedung tertinggi di dunia), Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Lebuhraya Utara-Selatan, Sirkuit Internasional Sepang, Koridor Raya Multimedia (MSC), bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakun, dan Putrajaya sebagai pusat pemerintahan persekutuan baru.

Pada akhir tahun 1990-an, Malaysia diguncang oleh krisis finansial Asia 1997, juga tidak stabilnya politik yang disebabkan oleh penahanan Wakil Perdana Menteri Dato' Seri Anwar Ibrahim.

Terdapat pula tentangan dari kaum sosialis dan reformis, sampai kepada upaya pembentukan negara Islam.

Tahun 2003, Dr Mahathir perdana menteri Malaysia yang paling lama menjabat, mundur dan digantikan oleh wakilnya Abdullah Ahmad Badawi.

Pemerintahan baru mengadvokasikan pandangan moderat negara Islam yang didefinisikan oleh Islam Hadhari.

Pada November 2007 Malaysia digoyang oleh dua unjuk rasa antipemerintah, yaitu unjuk rasa bersih dengan pendemo 40.000 orang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 10 November 2007 menganjurkan reformasi daerah pemilihan.

Itu dipicu oleh dugaan adanya korupsi dan penyimpangan di dalam sistem pemilu yang menguntungkan partai berkuasa. Barisan Nasional selalu memerintah Malaysia sejak kemerdekaan tahun 1957.

Unjuk rasa lainnya dilakukan pada 25 November di ibu kota Malaysia dan dipimpin oleh HINDRAF. Penggerak unjuk rasa ini, Hindu Rights Action Force, melakukan protes berkenaan kebijakan yang tidak adil, mengutamakan suku Melayu.

Jumlah peserta ditaksir antara 5.000 sampai 30.000. Di kedua kasus itu, pemerintah dan kepolisian berupaya menangani dan mencegah penculikan dari lokasi kejadian.

Pada 16 Oktober 2008, HINDRAF dilarang karena pemerintah mengecap organisasi yang tidak terdaftar itu sebagai "ancaman bagi keamanan nasional" karena berusaha mendapatkan bantuan dan dukungan dari kelompok teroris (Wikipedia).

Kekisruhan yang terjadi kini berlalu, dengan mengusung visi “Terokaan Seluas Lautan Demi Kelestarian Sejagat” yang bermakna eksplorasi lautan luas untuk keberlanjutan universal, menjadikan Terengganu sebagai kota maritim agar dapat menyejahterakan masyarakat secara berkesinambungan. Konsep “Ocean of Discoveries For Global Sustainability” yaitu lautan penemuan untuk keberlanjutan global perlu dipelihara bersama dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Begitu halnya dengan Aceh yang memiliki potensi laut yang lebih luar biasa, seharusnya dapat memberdayakan masyarakat nelayan lebih optimal lagi.

Jangan sampai lokasi-lokasi kependudukan nelayan justru tercatat sebagai kantong-kantong kemiskinan yang terjadi di negeri syariah ini.

Semoga negeri yang “Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” negeri aman nan sejahtera segera terwujud di sepanjang garis pantai Aceh.

Ammar Zoni Ngaku Suruh Supir Beli Sabu-sabu Rp 1,5 Juta, 3 Bulan Terakhir Konsumsi Narkoba Jenis Itu

Saat Besuk Ammar Zoni di Sel Polres, Aditya Zoni Ungkap Kondisi Kakaknya

Jelang Ramadhan, Jordi dan Ruben Onsu Ajak Masyarakat Berbagi Alat Ibadah

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved