Kematian Mawartih Dokter Paru di Nabire Disebut Janggal, Banyak Luka Lebam dan Tulang Rusuk Patah
Keluarga dari dr Mawartih Susanti menyebut adanya kejanggalan terkait kematian dokter paru di Nabire itu.
SERAMBINEWS.COM - Seorang dokter paru bernama Mawartih Susanti ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di perumahan dokter, Kelurahan Siriwini, Nabire, Papua Tengah.
Keluarga dari dr Mawartih Susanti menyebut adanya kejanggalan terkait kematian dokter paru di Nabire itu.
Sebab, saat ditemukan meninggal, di tubuh dokter MS terdapat luka lebam dan punggung membiru.
Kematian dr. Mawartih Susanty, SpP di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah mendapat sorotan publik setelah pihak keluarga menyatakan bahwa Mawartih meninggal dalam kondisi tidak wajar.
Mawartih yang berstatus sebagai dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire ditemukan meninggal di rumah dinasnya di daerah RSUD Siriwi, Nabire pada Kamis (9/3/2023) lalu.
Kejanggalan kematian Mawartih diungkapkan oleh ibunda dr Mawar, Martawara ketika ditemui di rumah duka di Jl Mannuruki 2, Kota Makassar, Selasa (14/3/2023).
Menurut dia, kematian anak ketiganya tak wajar.
"Ada banyak luka lebam di dada anak saya. Tulang rusuknya dan pergelangan tangannya patah. Berdasarkan foto-foto dan bukti dari kedokteran yang diberikan kepada kami," katanya.
Dilansir dari Tribun, jenazahnya kemudian diterbangkan ke Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat (10/3/2023) untuk dilakukan otopsi di RS Bhayangkara Makassar.
Mawartih lalu dimakamkan di Pekuburan Panaikang pada Senin (13/3/2023) setelah Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melayat ke rumah duka di Kecamatan Tamalate, Makassar.
Baca juga: Bangun Tidur Istri Syok Suami Bersimbah Darah, Wajah Luka Disabet Sajam, Tewas saat Dibawa ke RS
Meninggal dalam kondisi mulut berbusa
Kepergian dr. Mawartih dipenuhi tanda tanya lantaran ia ditemukan dalam kondisi mulut mengeluarkan busa dan ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu kerabat yang menghadiri persemayaman dr. Mawartih di rumah duka pada Senin (13/3/2023).
"Kalau dari fotonya memang ada tanda-tanda (kekerasan), nanti hasil otopsi yang ungkapkan," ujar salah satu kerabat dilansir dari Tribun.
Sementara itu, Mayor Inf. Sermon yang bertindak sebagai perwakilan keluarga juga menemukan kejanggalan di balik kematian dr. Mawartih.
"Setelah dibuka (jenazahnya), kami lihat banyak tanda-tanda yang kami temukan yang saat ini tidak bisa kami ungkapkan," ujar Sermon.
Menkes minta kematian dr. Mawartih diusut
Sementara itu, Budi meminta agar kasus meninggalnya dr. Mawartih diusut untuk menemukan penyebab kematian yang diduga tidak wajar.
Dilansir dari Kompas TV, ia mengatakan Kemenkes akan berkoordinasi dengan Polri dan TNI untuk membahas masalah ini.
"Kami sampaikan kepada keluarga bahwa Kemenkes bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan penelitian dan penyelidikan dilakukan dengan transparan, terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi mengenai kasus ini," ujar Budi.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan bahwa dirinya akan bertemu dengan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.
Pertemuan digelar guna membicarakan upaya lanjutan untuk pengusutan kematian dr. Mawartih.
Baca juga: Ayah yang Banting Bayinya hingga Tewas Ditangkap, Pelaku Pukul Mertua dan Lari Sambil Telanjang
Hasil otopsi sudah diambil
Budi menambahkan bahwa hasil otopsi dr. Mawartih sudah diambil namun diperlukan tahapan pemeriksaan lanjutan di laboratorium.
Hal tersebut terkait dengan kondisi dr. Mawartih yang ditemukan meninggal dalam kondisi mulut berbusa dan memiliki luka lebam. "Saya rasa itu wewenang kepolisian untuk bisa mengumumkan.
Tapi, jaminan dari saya bahwa ini akan dibuka secara transparan karena itu juga diminta keluarga," jelas Budi.
Di sisi lain, Kemenkes sedang menghubungi Dinas Kesehatan (Dinkes) Nabire untuk meminta klarifikasi soal meninggalnya dr. Mawartih.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.
Polisi Periksa 23 Saksi dan Mengotopsi Jenazah Korban
Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya menjelaskan, ada dugaan kematian korban disebabkan hal yang tidak wajar, sehingga polisi melakukan penyelidikan.
"Otopsi dilakukan di RS Bhayangkara Sulawesi Selatan dan ini sedang berproses, kita saat ini sedang menunggu dari hasil pemeriksaan jenazah. Ada beberapa bukti yang ditemukan di sekitaran TKP untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium forensik," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (13/3/2023) malam.
Kapolres Nabire menjelaskan, jasad dokter MS ditemukan pada Kamis (9/3/2023) malam.
Menurut Suarnaya, sejumlah saksi telah diperiksa untuk mengungkap penyebab kematian MS yang tinggal seorang diri.
Selain itu, polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Sudah empat kali kita lakukan olah TKP sejak ditemukannya jenazah, mulai dari titik ditemukannya jenazah hingga radius 50 meter. Ada 23 saksi yang telah dimintai keterangan, sudah ada beberapa bukti petunjuk untuk kita teliti secara detail guna mengungkap suatu kasus tindak pidana," kata dia.
Suarnaya mengatakan, ada barang bukti yang akan diperiksa di Laboratorium Forensik Mabes Polri. Ia juga menyebut akan menelusuri jejak digital korban.
"Akan juga ada kerja sama dengan ahli digital forensik terkait barang bukti yang telah diamankan oleh penyidik kita," kata dia.
Ia pun meminta semua pihak bersabar karena saat ini polisi berupaya maksimal untuk mengungkap penyebab kematian korban.
Baca juga: VIDEO - Tim Gabungan Amankan Puluhan Sepmor Balap Liar Berknalpot Brong di Banda Aceh
Baca juga: VIDEO PWI, AJI, dan FJPI Kecam Intimidasi Terhadap Wartawan di Papua
Baca juga: Sukses Implementasikan JKN, Wali Kota Subulussalam Terima UHC Award dari BPJS RI
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Misteri Kematian dr. Mawartih di Nabire, Tewas dengan Mulut Berbusa, Luka Lebam, dan Rusuk Patah",
Raya Meninggal Cacingan, Bupati Sukabumi Ungkap Kondisi Sang Ibu yang ODGJ |
![]() |
---|
7 Fakta Kasus Raya, 1 Kg Cacing Dikeluarkan Dari Tubuh Sebelum Meninggal, Infeksinya Hingga ke Otak |
![]() |
---|
Tolak Fasilitasi Peluncuran Buku Jokowi's White Paper, UGM: Bernuansa Politis |
![]() |
---|
Polsek Pantee Bidari Serahkan Bantuan untuk Keluarga Bocah Meninggal Tersengat Listrik |
![]() |
---|
Fakta Baru Kematian Siswi Zara Qairina, 195 Orang Diperiksa hingga Dugaan Keterlibatan “VIP” |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.