Opini
Ramadhan bukan Bulan Biasa, tapi Luar Biasa
Apakah kita melihat Ramadhan dengan mata lahir atau secara fisik semata? Ataukah melihat Ramadhan dengan mata hati atau dengan kacamata Iman? Di sinil
Ir Faizal Adriansyah MSi, Widyaiswara Ahli Utama LAN RI
SALAH satu jalan menuju Taqwa adalah puasa Ramadhan, Allah berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 183 Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Apakah setiap orang berpuasa pasti menjadi orang bertaqwa? Jawabannya ternyata tidak, dan hal ini sudah kita buktikan dari Ramadhan ke Ramadhan.
Sudah berapa kali kita berjumpa puasa Ramdhan? tentu saja sudah puluhan kali, ada yang 20 kali, 30 kali, 50 kali dan seterusnya. Pertanyaan kita adakah perubahan terjadi pada diri kita dalam arti bertambah taat kepada Allah.
Kesungguhan dan keseriusan kita dalam mengisi Ramadhan dengan amal-amal kebaikan sesungguhnya ditentukan oleh bagaimana kita memandang Ramadhan? Apakah kita melihat Ramadhan dengan mata lahir atau secara fisik semata? Ataukah melihat Ramadhan dengan mata hati atau dengan kacamata Iman? Di sinilah kunci awal kalau mau sukses atau gagal meraih keutamaan Ramadhan.
Ketika kita melihat Ramadhan secara lahiriah semata maka kita akan mendapati bulan Ramadhan tidak beda dengan bulan lain. Ramadhan sama saja dengan Muharram, Rabiul Awal atau bulan lainnya, karena matahari tetap sama terbit di barat tenggelam di timur, shalat wajibnya sama tidak ada beda.
Namun ketika kita melihat Ramadhan dengan mata hati yaitu dengan iman maka di sinilah kita akan menemukan kedahsyatan Ramadhan, karena itu yang dipanggil Allah dalam puasa Ramadhan adalah orang beriman.
Maka detik, menit, jam dan hari-hari Ramadhan tidak akan disia-siakan orang beriman karena dia tahu bahwa Ramadhan luar biasa. Hari-harinya tidak sama dengan hari di bulan lain. Memang di bulan lain ada juga shalat, namun khusus Ramadhan pahalanya berlipat ganda bahkan tak terkira karena Allah langsung yang menilainya.
Di bulan lain ada juga shadaqah, ada juga membaca Al Quran, namun sekali lagi khusus Ramadhan semua kegiatan ibadah kita sudah berbeda sistem penilaiannya. Tidak lagi biasa saja tapi sudah luar biasa.
Sejak masuk satu Ramadhan maka atmosfir spiritual alam semesta berubah dengan qudrat dan iradah Allah. Kalau diibaratkan dalam kehidupan nyata manusia bahwa kehadiran Ramadhan menjadikan sistem penilaian amal ibadah bukan biasa lagi tapi sudah menggunakan aplikasi khusus.
Sebagai pembanding seperti kita membeli barang di mall tertulis 500 ribu rupiah discount 50 persen itu artinya kita akan dapat keuntungan 250 ribu bila berbelanja barang tersebut khusus di bulan discount. Demikian bulan Ramadhan Allah memberikan ganjaran pahala yang spesial dan khusus yang tidak terdapat dalam bulan-bulan lainnya.
Mari kita isi hari-hari Ramadhan dengan kegiatan yang dapat memperkokoh iman kita, karena kehadiran Ramadhan ini penuh dengan berkah sebagaimana sabda Rasulullah, "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Allah SWT telah mewajibkan kepada kalian berpuasa di dalamnya, di bulan itu pintu-pintu surga akan dibuka dan pintu-pintu neraka akan ditutup, di bulan itu setan-setan akan diikat, di bulan itu ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barang siapa terhalang mendapatkan kebaikannya maka sungguh ia telah terhalang." (HR. An-Nasai).
Di antara aktivitas Ramadhan yang jangan kita lewatkan karena janji Allah pahala yang berlipat ganda akan disediakan di akhirat kelak yaitu: Qiyamu Ramadhan. Yaitu menegakkan atau menghidupkan malam-malam Ramadhan di antaranya melalui shalat Tarawih sebagaimana hadist dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu. (HR. Bukhari, Muslim).
Membaca Alquran. Sebagaimana hadist dari Zaid bahwa ia mendengar Abu Sallam berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. (HR. Muslim). Hadist lain dari Ibnu Mas’ud “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Quran), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).
Selanjutnya adalah Bershadaqah. Menjadi kegemaran Rasulullah terutama bulan Ramadhan hal ini sebagaimana hadist “Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia yang paling dermawan, dan kedermawanannya semakin menjadi-jadi saat Ramadhan apalagi ketika Jibril menemuinya. Dan, Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan dia bertadarus Al Quran bersamanya. Maka, Rasulullah benar-benar sangat dermawan dengan kebaikan laksana angin yang berembus. (HR. Bukhari).
Memberi Bukaan Puasa. Sepeti hadist dari Zaid bin Khalid Al Juhani ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang memberi makanan untuk berbuka bagi orang berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala sebagaimana orang tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang itu." (HR. At Tirmidzi, Ahmad, An Nasai dan Al Baihaqi).
Memperbanyak Doa. Ada tiga manusia yang doa mereka tidak akan ditolak yaitu doa orang yang berpuasa sampai dia berbuka, doa Pemimpin yang adil dan doa orang teraniaya". (HR. At Tirmidzi, Ibnu Hibban).
Sadarilah Ramadhan tidak selalu dapat kita jumpai, ada masanya ketika Ramadhan tiba kita sudah tiada. Jangan nanti timbul penyesalan di alam kubur mengapa kita menyia-nyiakan Ramadhan padahal sudah puluhan kali kita diberi Allah kesempatan bersua dengan Ramadhan.
Berapa banyak orang di alam kubur menyesal dan memohon kepada Allah agar diberi kesempatan lagi hidup di dunia untuk bisa memperbaiki amal. Tapi apa jawab Allah dalam Al Quran Surah Al Muminun ayat 107-108 “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zhalim”. Dia (Allah) berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku".
Tidak ada lagi jalan kembali ke dunia apabila kita telah mati, maka yang tinggal hannyalah penyesalan. Ramadhan bukan bulan biasa, tapi bulan luar biasa. Maka jangan disia-siakan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.