Berita Kutaraja

Ketua MAA, Tgk Yusdedi: Adat dan Ajaran Islam Jangan Dibenturkan

Tidak boleh ada usaha untuk membenturkan adat dengan ajaran Islam dan tidak boleh terjadi pelaksanaan adat yang bertentangan dengan syariat Islam.

Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
Dok MAA
Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al Haytar, Ketua Kolektif Kolegial MAA Provinsi, Tgk Yusdedi, pengurus MAA Provinsi Aceh dan Perwakilan DKI foto bersama usai pengukuhan pengurus MAA Perwakilan Jakarta, Sabtu (18/3/2023) malam, di Lantai 4 Gedung Perpustakaan, Nasional Jakarta. 

Laporan Saifullah | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Kolektif Kolegial Majelis Adat Aceh (MAA) Provinsi, Tgk Yusdedi menyampaikan arti penting adat dan ajaran Islam dalam masyarakat Aceh.

Ia mengutip pepatah Aceh yang berbunyi, "Hukom Ngen Adat Hanjeut Cree, Lagee Zat Ngen Sifeut".

“Arti penting semua itu juga harus dijalankan sesuai dengan syariat Islam, mengingat ajaran Islam menjiwai dan memberikan spirit yang tinggi  bagi pelaksanaan adat istiadat di Aceh,” ujarnya.

Selain itu, tegas Tgk Yusdedi, tidak boleh ada usaha untuk membenturkan adat dengan ajaran Islam dan tidak boleh terjadi pelaksanaan adat yang bertentangan dengan syariat Islam.

“Namun demikian, harus dimaklumi juga bahwa adat Aceh bukanlah norma yang kaku dan pasif,” terangnya. 

“Bagaimanapun juga adat Aceh adalah norma yang  dinamis, sejalan dengan jiwa orang Aceh yang selalu menginginkan perubahan menuju perbaikan hidup yang terus berkembang dari hari ke hari,” papar Tgk Yusdedi ketika menyampaikan kata sambutan pada pengukuhan pengurus MAA Perwakilan Jakarta, Sabtu (18/3/2023) lalu.

"Terpenting, bagaimana membangun semangat lembaga-lembaga adat yang telah tertuang dalam Qanun Aceh supaya berfungsi kembali, serta hal lainnya yang harus dijawab melalui pendekatan adat,” tukas Tgk Yusdedi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved