Serambi Demokrasi Awards 2023
dr Purnama Setia Budi SpOG, Penggagas Ambulans USG Pertama di Aceh
Sebagai seorang dokter spesialis kandungan yang pernah bertugas di rumah sakit daerah dan terjun di berbagai kegiatan sosial, Dokter Pur, demikian ia
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM - Tak banyak orang yang berani keluar dari zona nyaman. Apalagi dari posisi terhormat yang telah memberi kemapanan hidup. Tapi itulah yang dilakukan dr Purnama Setia Budi SpOG. Ia rela meninggalkan dunia praktik kedokteran hingga melepas statusnya sebagai PNS di RSU dr Fauziah, Kabupaten Bireuen untuk terjun ke dunia politik demi mewujudkan obsesinya membenahi persoalan sosial dan kesehatan di Aceh.
Sebagai seorang dokter spesialis kandungan yang pernah bertugas di rumah sakit daerah dan terjun di berbagai kegiatan sosial, Dokter Pur, demikian ia akrab disapa, mengatakan masih banyak persoalan menyangkut kesehatan di masyarakat yang mengganjal, terutama di kalangan masyarakat kurang mampu. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah soal stunting hingga angka kematian ibu dan bayi yang cukup tinggi di Aceh.
• Purnama Setia Budi Terpilih Sebagai Ketua Umum Pengprov Perbasi Aceh 2022-2026
"Saat itu kondisi stunting sangat tinggi dan Aceh belum mendapat informasi soal ini. Angka kematian ibu dan janin juga sangat tinggi," ujarnya.
Menurut dokter Pur, semua itu juga tak terlepas dari faktor kehidupan sosial. Ia mencontohkan, banyak ibu hamil yang tinggal di desa pedalaman kesulitan memeriksa kandungan. Alasannya karena jarak antara rumah dan rumah sakit hingga keterbatasan biaya.
“Karena (alasan) itulah ibu-ibu ini malas periksa kandungannya. Akibatnya apa? Pemeriksaan kandungan tidak teratur sehingga kehamilannya bisa terganggu. Ada yang lewat bulan, ketuban habis, persalinan mandeg yang berujung (bayi) meninggal dalam kandungan,” terangnya.
“Belum lagi akibat berbagai penyakit yang diderita si ibu hamil yang berujung merenggut nyawanya,” imbuh dokter Pur.
Tak hanya dari segi masyarakat, pria kelahiran Lhokseumawe pada 5 Maret 1978 tersebut mengungkapkan, dari sisi lainnya juga banyak persoalan di bidang kesehatan yang harus dibenahi. Seperti soal kualitas layanan kesehatan hingga kesejahteraan tenaga kesehatan di Aceh.

"Saya melihat banyak program kesehatan yang tidak berjalan. Salah satunya mungkin karena tidak adanya orang kesehatan di dalam (pemerintahan). Sehingga mereka tidak memahami bagaimana melakukan program-program kesehatan, terutama dari DPR dan pemerintah pusat," ungkap putra mantan prajurit Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini disebut Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu.
Termasuk antara lain soal permasalahan di rumah sakit regional yang menurutnya belum bisa berjalan dengan baik hingga sekarang.
“Dari awal fokusnya ke fisik (pembangunan). Untuk fisik ini sangat tinggi. Setelah fisik selesai kita pikirkan alat kesehatannya lagi. Dan ini juga butuh banyak dana. Belum lagi SDM,” jelas dokter Pur.
Menurutnya, permasalahan seperti itu hanya bisa diselesaikan melalui jalur politik. Untuk itulah, dokter spesialis ini memantapkan dirinya berjihad di partai politik.(*)
• Besok 9 Ramadhan 1444 Hijriah, Berikut Daftar Khatib dan Imam Shalat Jumat di Aceh Besar
• Diputusin, Seorang Pria Aceh Utara Sebar Video Adegan Hubungan Badan dengan Mantan Pacar ke Medsos
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.