Harga Komoditi

Harga Cabai Merah dan Tomat Terus Merosot, Kadistanbun Aceh: Banyak Barang Luar Masuk Aceh

Karena pasokan dari luar Aceh banyak, sedangkan yang membeli stabil, ungkap Irwan, harga cabai dan tomat jadi terus menurun. Tapi, untuk komoditi yang

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/HERIANTO
Stok tomat, cabai merah dan barang lainnya di Pasar Induk Lsmbaro, cukup banyak, namun harganya cenderung turun pada minggu pertama Ramadhan, Jumat (31/3). 

Laporan Herianto I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sejak puasa pertama sampai kedelapan, harga cabe merah, cabai rawit dan cabe hijau di Pasar Induk Lambaro, terus merosot dari Rp 30.000/Kg, turun hingga Rp 15.000/Kg. Begitu juga tomat asal Aceh Tengah dan Brastagi, Sumut, harganya terus merosot dari Rp 14.000/Kg menjadi Rp 7.500/Kg.

Komoditi hortikultura lain, yang harganya sedang merosot yaitu wortel dari Rp 10.000 turun menjadi Rp 6.000/Kg, bawang impor dari Rp 20.000 – 18.000/Kg menjadi Rp 14.000 – Rp 12.000/Kg, bawang merah lokal masih tetap tinggi Rp 30.000 – Rp 33.000/Kg.

“Harga komoditi cabe merah dan tomat terus menurun, karena pasokannya cukup banyak dari luar Aceh ke Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar,” kata Irwan, Bos Guha Tujoh, pemasok komoditi hortikultura kepada Serambinews.com, Jumat (31/3/2023) di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar.

Pada hari ini, kata Irwan, tokonya dapat kiriman cabai merah dari Aceh Tengah sebanyak 20 goni, cabai hijau dan cabai rawit dari Gayo Lues masing-masing 10 goni. Selain dari Aceh Tengah dan Gayo Lues, cabai dari luar Aceh, seperti dari Pulau Jawa dan Sumut,  banyak juga yang masuk ke Pasar Induk Lambaro.

MAKI Desak KPK Tahan Rafael Alun Trisambodo: Jangan Lama, Nanti Keburu Kabur

Karena pasokan dari luar Aceh banyak, sedangkan yang membeli stabil, ungkap Irwan, harga cabai dan tomat jadi terus menurun. Tapi, untuk komoditi yang pasokannya ke Pasar Induk Lambaro sedikit, seperti jeruk nipis dan bawang putih, harga jualnya bergerak naik.

Jeruk nipis dari Rp 15.000 naik menjadi Rp 24.000/Kg, bawang putih dari Rp 20.000 naik menjadi Rp 30.000/Kg. Bunga kol dari Rp 20.000 naik menjadi Rp 25.000/Kg.

Kadistanbun Aceh, Ir Cut Huzaimah MP yang dimintai penjelasannya terkait menurunnya harga cabai merah dan tomat serta komoditi hortikultura lainnya di Aceh mengatakan, harga turun karena pasokan barangnya banyak, sedangkan permintaannya stabil.

Contohnya cabai merah, cabai rawit dan cabai hijau, harganya turun, karena pasokan cabai dari luar ke Aceh cukup banyak, sedangkan permintaannya stabil, otomatis harganya bergerak turun.

Penurunan harga cabe merah, cabe rawit dan cabe hijau pada minggu pertama puasa ini, kata Kadistanbun Aceh itu, karena produsen cabai merah, cabai rawit dan cabai hijau dari luar Aceh, dapat info dari pedagang cabai di Aceh jelang meugang kemarin, harga cabai di Pasar Induk Lambaro dan Pasar Al Mahirah Lamdingin, sedikit tinggi Rp 30.000 – Rp 40.000/Kg.

Kisah Pilu Korban Penipuan Travel Umrah PT Naila, Tak Kunjung ke Tanah Suci sampai Akhir Hayat

Pedagang cabai dari daerah-daerah sentra produksi di Sumut dan Pulau Jawa, ingin mendapat harga yang bagus, mengirim cabai ke Aceh, karena jumlahnya terlalu banyak, membuat harga jual jadi turun.

Tapi ada nilai positifnya, ketika produksi cabe petani lokal sudah mulai menurun, dan masuknya cabai dari luar Aceh, harga cabai dapat ditekan di Aceh.

Di Aceh, kata Cut Huzaimah, pada akhir Maret 2023 ini, merupakan masa akhir panen cabai lokal, namun begitu ada sejumlah kelompok tani yang terlambat tanam cabai, masih ada panen.

Harga cabai merah, cabe rawit dan cabai hijau serta tomat bakal naik kembali, Karena, memasuki minggu kedua dan ketiga puasa, banyak gampong di Aceh yang melakukan buka puasa Bersama di masjid dan meunasah, sehingga membuat permintaan cabai merah, cabai hijau dan cabai rawit, kembali melonjak.

“Kondisi itu akan mendorong harga cabai merah, cabai rawit dan cabai hijau, kembali naik pada kisaran harga Rp 30.000 – Rp 40.000/Kg. Ini artinya, petani cabe lokal kita tidak dirugikan,” ujar Cut Huzaimah.

Pasokan cabai banyak pada minggu keempat Maret ini, menurut Kadistanbun Aceh itu, karena sejumlah Pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten, untuk menekan laju angka inflasi daerahnya, mereka melakukan Kerjasama suplai bahan pokok antara daerah.

Daerah yang stok kebutuhan pokoknya telah menipis, akan dibantu oleh daerah yang stok pangannya banyak. Kemudian transportasi darat maupun laut dan udara dari Aceh ke luar dan dari luar ke Aceh, sudah sangat lancar, kondisi itu membuat pengiriman berbagai jenis barang cepat tiba di tempat tujuannya.

“Lancarnya arus transportasi barang ke Aceh, cukup membantu pemerintah daerah untuk mengendalikan angka inflasi kelompok makanan dan inflasi daerahnya secara umum,” pungkas Cut Huzaimah.(*)

Kisah Pilu Korban Penipuan Travel Umrah PT Naila, Tak Kunjung ke Tanah Suci sampai Akhir Hayat

VIDEO VIRAL Tersangka Penipuan Korban KSP Indosurya Berjalan Santai Kenakan Baju Tahanan Polos

Ikan Asin yang Tidak Dibuang Kotoran Perutnya, Apa Seluruh Dagingnya Jadi Najis? Ini Penjelasan UAS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved