Kasus Gantung Diri di Subulussalam
Warga Cepu Indah Subulussalam Bunuh Diri Diduga Depresi karena Masalah Keluarga, Begini Kata Saksi
Sementara polisi yang melakukan pemeriksaan visum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam mengaku tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di
Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
Sementara polisi yang melakukan pemeriksaan visum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam mengaku tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Laporan Khalidin I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Masalah keluarga hingga depresi karena sering ribut dalam rumah tangganya diduga menjadi pemicu Arifin (29) warga Dusun Cepu Indah, Desa Subulussalam Timur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Kapolres Subulussalam AKBP Yoghi Hadisetiawan, SIK, MIK, melalui Kapolsek Simpang Kiri, Ipda Hamongan Berutu, yang dikonfirmasi Serambinews.com Senin (3/4/2023) memastikan tak ada tanda-tanda kekerasan atau tindak pidana penganiayaan pada tubuh korban.
Berdasarkan keterangan dari sejumlah warga dan saksi, persoalan keluarga yang membuat Arifin depresi hingga nekat mengakhiri hidupnya.
Sementara polisi yang melakukan pemeriksaan visum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam mengaku tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Persoalan keluarga yang diduga menjadi latar belakang kasus bunuh diri di Kota Subulussalam itu semakin kuat.
Pasalnya, sebelum korban ditemukan meninggal, tetangga korban bernama Albar Suriramut kepada polisi mengaku sering mendengar korban ribut dengan istri korban.
Baca juga: Breaking News - 3 Warga Aceh Tengah Diringkus di Nagan Raya, Tertangkap Angkut 2 Ton Solar Subsidi
Bahkan menurut keterangan saksi Albar Suriramut, sekitar pukul 11.00 WIB ada melihat ayah korban berkunjung ke rumah almarhum.
Kala itu, Albar mengaku mendengar suara cekcok atau adu mulut antara ayah korban dengan korban dan terdengar korban sempat mengeluarkan kata-kata ke ayah kandung korban.
Selanjutnya ayah kandung korban pergi dari rumah terkait untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Lalu sekitar pukul 12.00 WIB kakak kandung korban datang bersama istri korban ke rumah untuk mengambil barang yang diperlukan. “Nah hal tersebut memancing kemarahan korban dan menghancurkan barang - barang yang ada di dalam rumah.
Intinya, polisi memastikan jika kejadian bunuh diri tersebut tidak ditemukan adanya tindak pidana penganiayaan, korban mengalami depresi akibat ribut dengan istrinya.
Berdasarkan keterangan saksi pertama bahwa korban dengan istrinya sudah tiga hari ribut dan minggat dari rumah.
Karenanya, kejadian bunuh diri tersebut dimungkinkan korban mengalami depresi akibat ribut dengan sang istri.
Baca juga: Muazin Asal Aceh Viral Usai Ikut Lomba Azan di Saudi, Disebut Imam Masjid di Meulaboh, Ini Faktanya
Tak ada tanda-tanda kekerasan
Sebelumnya, pihak Kepolisian Subulussalam menyatakan tak ada tanda-tanda kekerasan atau tindak pidana penganiayaan pada tubuh Arifin (29) warga Dusun Cepu Indah, Desa Subulussalam Timur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam meninggal dunia akibat gantung diri.
Hal itu disampaikan Kapolres Subulussalam AKBP Yoghi Hadisetiawan, SIK, MIK yang dikonfirmasi Serambinews.com melalui Kapolsek Simpang Kiri, Ipda Hamongan Berutu, Senin (3/4/2023).
Usai kejadian, aparat kepolisian langsung mengevakuasi korban dari rumahnya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam. Berdasarkan pemeriksaan medis, korban dinyatakan meninggal dunia.
Dalam hal ini, polisi langsung mengarahkan agar mayat korban divisum guna kepentingan penyelidikan.
“Hasil pemeriksaan kami nyatakan kejadian bunuh diri tersebut tidak ditemukan adanya tindak pidana penganiayaan,” kata Kapolsek Simpang Kiri, Hamongan Berutu atau Monang
Dikatakan pula bahwa peristiwa tersebut diketahui warga setelah adanya kecurigaan salah seorang saksi yang datang ke rumah korban.
Baca juga: Satresnarkoba Polres Aceh Singkil Gagalkan Transaksi Ganja, Amankan 1 Pemuda & Sita BB 79,38 Gram
Menurut Kapolsek Simpang Kiri Ipda Monang, sekitar pukul 14.00 WIB saksi an.Albar Suriramut menawarkan makan siang kepada korban lalu dijawab oleh korban jika dia sudah makan.
Kemudian sekitar pukul 17 .00 WIB, saksi Albar Suriramut ke rumah korban dan mengetok pintu.
“Dikarenakan tidak ada jawaban dari dalam rumah kemudian saksi menyuruh anaknya Agus Siriramut untuk mengintip dari luar rumah dan terlihat korban sudah tergantung di ruang tamu.
Selanjutnya saksi Albar Suriramut memanggil abang ipar korban bernama Jon untuk datang kerumah korban.
“Karena pintu terkunci, kemudian Jon mendobrak pintu rumah korban lalu menurunkan korban yang tergantung.
Polisi telah lelakukan penyelidikan dan pengumpulan bahan keterangan atau lidpulbaket guna mengidentifikasi apabila terdapat tidak pidana dalam kejadian bunuh diri tersebut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang pria bernama Arifin (29) warga Dusun Cepu Indah, Desa Subulussalam Timur, Kecamatan Simpang Kiri ditemukan meninggal dunia dengan kondisi gantung diri, Minggu (2/4/2023).
Korban ditemukan keluarga dalam kondisi leher tergantung tali nilon di satu ruang rumahnya sekitar pukul 17.00 WIB.
Kapolres Subulussalam AKBP Yoghi Hadisetiawan, SIK, MIK yang dikonfirmasi Serambinews.com melalui Kapolsek Simpang Kiri, Ipda Hamongan Berutu, Senin (3/4/2023) membenarkan peristiwa tersebut.
Kapolsek Ipda Hamongan mengatakan . korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dengan menggunakan tali nilon berwarna Biru di dalam rumahnya di Dusun Cepu Indah Desa Subulusalam Timur Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulusalam
Korban sempat dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 18.45 WIB namun dinyatakan meninggal dunia. Di rumah sakit dilakukan visum terhadap korban.
Usai menjalani visum, korban dibawa ke rumah orgtuanya di Desa Siompin Kecamatan Suro Kabupaten Aceh Singkil untuk dikebumikan.
Secara terpisah, Camat Simpang Kiri, Zairul Saleh Boangmanalu, ST alias Zero mengatakan saat mendapat informasi mereka langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP.
Sesampai di TKP Zero bersama warga mendapati pintu rumah korban terkunci dari dalam. “Berhubung di TKP ada kakak dan abang ipar korban serta warga masyarakat langsung mendobrak pintu upaya untuk menyelamatkan dan menolong korban tapi tidak terselamatkan,” kata Zero
Zero mengaku jika upaya keluarga dan warga masyarakat untuk menyelamatkan sudah maksimal namun tetap tak terselamatkan.
Camat dan warga pun mendokumentasikan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan mungkin bisa membantu pihak berwajib dalam mengumpulkan informasi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.