Berita Luar Negeri
Cerita Warga Palestina yang Diserang Pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa: Berdarah, Pingsan, Mati Lemas
Kekerasan pasukan Israel berlanjut hingga pagi hari, dengan beredarnya gambar tentara Israel menyeret dan memukuli jamaah untuk mengeluarkan mereka.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Cerita Warga Palestina yang Diserang Pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa: Berdarah, Pingsan, Mati Lemas
SERAMBINEWS.COM, YERUSALEM – Kekejaman serangan oleh pasukan Israel di dalam Masjid Al-Aqsa telah menimbulkan duka bagi warga Palestina.
Mereka harus menderita luka, pingsan, hingga ada yang mati lemas akibat tembakan gas air mata dan serangan brutal pasukan Israel.
Kota Yerusalem masih tegang setelah serangan yang dilakukan pasukan Israel terhadap jamaah Muslim Palestina yang berada di Masjid Al-Aqsa setelah shalat tarawih, Selasa (4/4/2023) malam.
Kekerasan pasukan Israel berlanjut hingga pagi hari, dengan beredarnya gambar tentara Israel menyeret dan memukuli jamaah untuk mengeluarkan mereka dari masjid.
Sejumlah jamaah Palestina yang berada di dalam masjid berbagi cerita tentang pengalaman mereka dan mengapa Pasukan Israel mengusir mereka dari masjid selama bulan suci Ramadhan yang sangat menyakitkan.
Baca juga: Israel Gempur Lebanon dan Gaza, Targetkan Hamas Palestina setelah Bentrok di Masjid Al-Aqsa

'Pelanggaran tempat suci kami'
Dilansir dari Al Jazeera, bagian dari ibadah Muslim selama Ramadhan adalah Itikaf, dimana para jamaah akan menghabiskan waktu lama dalam doa di dalam masjid.
Bagi Muslim Palestina, Masjid Al-Aqsa adalah masjid yang begitu Agung, dan itu juga merupakan salah satu tempat di mana mereka ingin beribadah selama Ramadhan.
“Itikaf adalah bagian dari Ramadhan. Saya mengunjungi Masjid Al-Aqsa setiap hari di bulan Ramadhan dan menghabiskan banyak malam di sana,” kata Amir Maragha, 29 tahun, dari lingkungan Silwad di Yerusalem.
“Ketika ada banyak jamaah di Masjid Al-Aqsa, patrol polisi Israel berkurang. Beberapa orang tinggal di masjid untuk mencegah penggerebekan, ”katanya.
Namun saat Selasa (4/4/2023) malam, keadaan sangat mencekam.
Baca juga: Pasukan Israel Batasi Akses Jamaah Pria Palestina Masuk Masjid Al-Aqsa,Ratusan Orang Menunggu Diluar
Dalam sebuah pernyataan, pauskan Israel mengklaim bahwa mereka telah "dipaksa" untuk memasuki kompleks tersebut.
Itu terjadi ketika ada "penghasut bertopeng" bersenjatakan kembang api, tongkat, dan batu mengurung diri di dalam masjid.
“Polisi menyerang dengan brutal untuk mencegah orang tinggal di masjid,” kata Maragha.
"Keesokan harinya, aman bagi para pemukim Israel untuk melakukan serangan ke dalam kompleks tanpa ada yang menghalangi mereka,” tambahnya.
'Orang-orang pingsan, mati lemas, berdarah'
Bakr Owais, seorang mahasiswa berusia 24 tahun di Universitas Birzeit, juga berada di masjid malam itu untuk itikaf Ramadhan.
Dia bersama dengan jamaah lain di sana, terkejut ketika pintu masjid ditutup dengan semua orang di dalamnya.
Pasukan keamanan berdiri di atap masjid dan menggunakan pengeras suara untuk memberi tahu jamaah bahwa mereka harus meninggalkan masjid atau mereka akan diusir secara paksa.
Saat itu, para pemuda yang hadir di masjid memutuskan untuk melawan karena tidak ingin itikaf mereka terganggu demi membersihkan kompleks untuk kunjungan pemukim Israel keesokan paginya.
Pasukan Israel kemudian memutuskan untuk bergerak melakukan serangan.

“Mereka memecahkan jendela masjid dan mulai melemparkan granat kejut ke arah kami. Ada anak kecil, pria lanjut usia, dan wanita terjebak di dalam,” kata Owais kepada Al Jazeera.
“Kelompok lain masuk melalui pintu dan mulai menembakkan gas air mata, granat kejut, dan peluru berlapis karet ke arah orang-orang,”
“Mereka menyerang orang-orang, memukuli kepala mereka dengan tongkat, begitu banyak orang pingsan, orang mati lemas, orang berdarah,”
“Kemudian mereka mulai menangkap kami. Sejumlah besar orang ditangkap. Mereka terus memaki kami sepanjang waktu, mendorong kami ke dalam bus yang membawa kami ke kantor polisi di Atarot di mana kami disuruh berbaring di lantai dengan tangan diborgol ke belakang,”
“Pasti ada 400, 500 tahanan. Mereka mengambil nama kami, kemudian menempelkan stiker pada kami dengan nama dan nomor kami
“dan memanggil kami dengan nomor tersebut, seperti kami tidak dihargai, ”katanya.
Owais, bersama dengan orang Palestina lainnya yang ditangkap selama penggerebekan, telah dilarang memasuki Masjid Al-Aqsa selama seminggu.
Duta Besar Palestina: Barat Itu Selektif, Munafik Ketika Berbicara Tentang Palestina
Duta Besar Palestina untuk Inggris, Husam Zomlot angkat bicara terkait ketegangan dan penyerangan pasukan Israel di Kompleks Masjid Al-Aqsa dalam pekan ini.
Ia mengatakan, negara-negara Barat sangat selektif dalam melihat kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap warga Palestina.
Bahkan, secara tegas ia menyatakan bahwa negara-negara Barat merupakan orang munafik terkait permasalahan yang terjadi di Palestina.
Husam Zomlot mengatakan, Barat harus meminta pertanggungjawaban Israel atas serangannya terhadap Gaza dan jamaah di kompleks Masjid Al-Aqsa.
“Israel melanggar setiap ketentuan hukum internasional,” kata Zomlot kepada Al Jazeera, dikutip Sabtu (8/4/2023).
Ia menambahkan bahwa Israel juga telah melanggar kesucian Masjid Al-Aqsa.
Secara tegas, Zomlot mengatakan Barat adalah negara-negara “duplikasi, selektivitas, dan kemunafikan Barat”
“Dapatkah Anda membayangkan jika tentara bersenjata menyerbu sinagog atau gereja, bagaimana reaksi internasional?,” tanyanya.
“Mengapa Israel ditempatkan di atas hukum? Mengapa keistimewaan Israel selama beberapa dekade?” ujar Zomlot. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Parlemen Timor Leste Didemo Gen Z, Polisi Tembak Gas Air Mata Bubarkan Massa, Ini Persoalannya |
![]() |
---|
Presiden dan PM Nepal Mundur di Tengah Demonstrasi, Apa Dampaknya? |
![]() |
---|
3 Hal Menarik dari Parade Militer China, Tiga Sekawan Berkumpul di Lapangan Tiananmen |
![]() |
---|
Kondisi ‘Putri Tidur’ Thailand Setelah Hampir 3 Tahun Koma, Berawal dari Jantung Kini Alami Sepsis |
![]() |
---|
India Nyatakan Perang Dagang dengan AS usai Trump Berlakukan Tarif 50 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.