Salam

Aceh, Tak Cukup Hanya Juara Azan

Beberapa tahun sebelumnya, dunia juga terkagum-kagum atas prestasi putra Aceh bernama Takdir Feriza yang terpilih sebagai qari terbaik in-ternasional

Editor: mufti
IST
Ustaz H Dhiauddin Lc MA. Ia menyabet juara dua dalam lomba azan internasional yang digelar Otr Elkalam di Arab Saudi 

HARIAN Serambi Indonesia edisi Ahad (9/4/2022) mewartakan prestasi membanggakan yang diraih putra Aceh asal Kabupaten Aceh Barat, Ustaz H Dhiauddin Lc MA. Ia menyabet juara II dalam lomba azan interna-sional yang digelar Otr Elkalam di Arab Saudi. Dhiauddin pun mendapat-kan hadiah yang fantastis, yakni 1 juta rial atau setara dengan Rp4 miliar.

Pemenang lomba azan ini diumumkan pada Jumat (7/4/2023) malam. Pantauan Serambi pada video yang diunggah di Instagram Otr Elkalam, ter-lihat para peserta yang masuk babak final berdiri hingga akhirnya pembawa acara (MC) mengumumkan nama-nama pemenang.

Adapun juara pertama lomba tersebut diraih Mohamed Al-Sharif dari Arab Saudi. Sang juara pertama berhak mendapatkan hadiah 2 juta rial. Se-dangkan juara II diraih Dhiauddin dari Indonesia dengan hadiah 1 juta rial.

Sang pembawa acara sempat memuji Dhiauddin saat memanggilnya. "Untuk juara dua dari Indonesia, yakni Dhiauddin, berhasil memperoleh satu juta rial. Suaranya sangat indah dan tidak mungkin kita lupakan," kata pembawa acara.

Dhiauddin merupakan putra asli Aceh Barat, anak dari pasangan Tgk H Nazaruddin Basyah dan Nurwahidah SAg yang saat ini berdomisili di Desa Paya Peunaga, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat. Sebelum musibah tsunami melanda Aceh, keluarga tersebut bermukim di Gampong Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan.

Mereka merupakan keluarga qari dan qariah. Sang ayah, H Nazaruddin Basyah, merupakan qari nasional asal Aceh Barat. Bakat sang ayah itulah yang mengalir deras dalam tubuh Dhiauddin saat ini.
Wartawan Serambi sempat menemui Tgk Nazaruddin Basyah pada Se-lasa (4/4/2023). Dalam pertemuan itu, Tgk Nazaruddin mengisahkan bah-wa putranya yang kelahiran 1989 itu punya rekam jejak mumpuni dalam jenjang dunia pendidikan.

Dhiauddin mengenyam SD di Peunaga, kemudian lanjut ke MTsN Model Meulaboh, dan Madrasah Aliah Program Khusus (MAPK) di Banda Banda Aceh. MAPK merupakan kumpulan pelajar berbakat dan berprestasi atau jalur sekolah unggulan.

Setelah tamat dari MAPK, Dhiauddin melanjutkan kuliah S1 langsung ke Mesir dan setelah itu melanjutkan S2 di Malaysia. Saat ini yang ber-sangkutan sedang melanjutkan program doktoral di Universitas Malaysia.

Menurut Tgk H Nazarudin, anaknya Dhiauddin, mengikuti lomba azan internasional di Arab Saudi berawal dari keisengan, hanya sebatas untuk coba-coba. Pendaftarannya dilakukan secara online dengan mengirimkan rekaman azan ke pihak panitia. Ternyata tim penilai meloloskan Dhiauddin untuk mengikuti lomba tersebut.

Dari situlah Dhiauddin memutuskan ikut berkompetisi secara langsung sesuai undangan panitia. Dengan kata lain, Dhiauddin lulus dalam proses audisi awal. Nah, apa yang terungkap tentang Dhiauddin adalah prestasi yang menakjubkan. Dia telah membawa harum nama Indonesia dan Aceh khususnya. Kemenangannya membuktikan siapa pun bisa menang dalam lomba yang penilaiannya secara fair dan objektif.

Kita patut bangga dan bersyukur karena bertambah lagi prestasi mence-ngangkan putra Aceh di level dunia.

Beberapa tahun sebelumnya, dunia juga terkagum-kagum atas prestasi putra Aceh bernama Takdir Feriza yang terpilih sebagai qari terbaik in-ternasional di Turki.

Di luar itu sangat sering juga kita dengar imam-imam hebat dan pencera-mah kawakan dari Aceh diundang ke berbagai negara untuk menjadi imam shalat fardu maupun Tarawih. Misalnya saja ke Malaysia, Brunei Darussa-lam, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan lainnya.

Semua itu menjadi bukti bahwa Aceh memiliki bibit unggul yang poten-sial di bidang azan, baca Qur'an, dan imam. Sudah saatnya Pemerintah Aceh melalui BPSDM, Badan Dayah, dan lainnya membuat wadah untuk menampung dan melatih mereka yang berprestasi nasional itu. Wadah ter-sebut juga dimaksudkan untuk melatih kader-kader muda agar Aceh kelak memiliki para jawara azan, qari dan hafiz Qur'an yang akan mampu meng-ukir prestasi atau meneruskan tradisi juara di tingkat internasional. Jadi, bagi Aceh, tak cukup hanya menjadi juara azan, tetapi juga menjadi juara baca dan hafal Al-Qur'an bahkan bidang sains dan teknologi. Mari kita buk-tikan bahwa dari Bumi Syariat ini akan lahir berbagai prestasi yang menga-gumkan dunia.

POJOK

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved