Berita Subulussalam

Jenazah Yusniati Malim akan Dimakamkan di Bumi Wakaf Daarurrahmah

Saat ini, segala keperluan pemakaman almarhumah Yusniati telah disiapkan oleh para pihak di Yayasan Pondok Pesantren Daarurrahmah, Sepadan.

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
For Serambinews.com
Foto almarhumah Yusniati Binti Malim Sabar Pardosi mahasiswi asal Kota Subulussalam, Provinsi Aceh saat masih sehat beberapa waktu lalu 

Biaya rumah sakit yang harus ditanggung pun sangat tinggi yakni mencapai ratusan juta sehingga keluarganya membutuhkan uluran tangan para dermawan.

Tak pernah terbayangkan oleh sang ayah Malim Sabar, jika anaknya yang selama ini menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Cairo Mesir terkulai lemah di ruang ICU akibat penyakit yang menggelayut di tubuhnya.

Padahal, dara kelahiran Dah 4 Agustus 2000 itu dikenal memiliki nilai akademik yang sangat baik alias cerdas, rajin, baik dan taat beribadah.

Alumni perdana Pondok Pesantren Daarurrahmah Sepadan pimpinan Haji Rasyid Bancin ini sejak SMP hingga SMA dilaporkan mendapat nilai bagus.

“Bahkan saat kuliah di Mesir selalu naik kelas dan taat beribadah. Dulu saat mondok dia juga santri yang pintar, patuh dan baik,” kata Haji Rasyid Bancin, pimpinan Ponpes Daarurrahmah Sepadan.

Kini, Yusniati yang dulu dikenal cerdas dan lincah dan sempat dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Madinat Nasr City. Rabiatul Adawiyah Cairo Mesir telah menghadap kepada Yang Maha Kuasa.

Sebelumnya berdasarkan keterangan dokter yang menangani Yusniati, yakni dr Mahmud Mukhtar dan Muhammad Handawi, mahasiswi tingkat empat, semester delapan jurusan Syariah Islamiah ini didiagnosa penyakit komplikasi.

Yusniati didiagnosa menderita gagal ginjal stadium 2, penyumbatan pada paru-paru hingga gangguan saraf di kepala.

Malim Sabar bersama isteri pun tak dapat berbuat banyak untuk sang putri. Kedua orang tua Yusniati kala itu hanya dapat menyaksikan sang anak berbaring lemah dari layar telepon genggam. Mereka tak sempat bisa menjenguk langsung karena kondisi jarak.

Malim Sabar meminta bantu pada mahasiswa teman-teman Yusniati untuk membantu putrinya selama di Rumah Sakit.

“Tolong bantu anak saya, jagakan anak saya, kalianlah orang tuanya. Kami belum bisa ke Mesir untuk menjaga Yusniati,” ujar Malim dengan suara bergetar menahan tangis sebagaimana terekam dalam video call.

Malim tampak tak kuasa menahan tangis manakala melihat anak gadisnya itu terkulai lemah tak sadarkan diri dalam perawatan medis di rumah sakit.

“Bangun nak, sehat ya nak. Ya Allah angkatlah penyakit anakku ini. Lekas sembuh anakku, kami orang tua mu di sini nak. Tolong dengar kami nak,” begitu antara lain kata yang terucap dari bibir orang tua Yusniati.

Seberapapun kata dan tangis, Yusniati tampak tak dapat menjawab. Dia hanya berbaring tanpa bergerak.

Hampir setiap saat terdengar tangisan pilu disertai napas yang tersesak dari mulut sang orang tua menahan perihnya batin menyaksikan anaknya menahan sakit yang menggelanyut di tubuhnya. 

Sementara selang oksigen dan infus dan alat medis lainnya seakan "tumbuh menjalar" di tubuh mungil Yusniati, lantaran hidup si gadis malang itu sangat bergantung dengan alat bantuan medis.(*)

Baca juga: Kapan Idul Fitri 1444 H atau Hari Pertama Lebaran? Ini Hasil Kajian Ilmu Falak

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved