Luar Negeri

Pertempuran Saat Upaya Kudeta di Sudan, Sudah Tewaskan Ratusan Orang, Perseteruan 2 Jenderal

Para korban tewas merupakan warga sipil yang terlibat dalam bentrokan sengit sejak Sabtu (15/4) waktu setempat.

Editor: Faisal Zamzami
ASHRAF SHAZLY / AFP
Komandan paramiliter RSF Sudan, Jenderal Mohamed Hamdan Daglo atau Hemedti (kiri) dan Panglima Angkatan Darat Sudan Abdel Fattah al-Burhan 

SERAMBINEWS.COM - Pertempuran sengit terjadi antara pasukan militer pemerintah Sudan dengan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) sejak Sabtu (15/4) waktu setempat.

Pertempuran dipicu oleh upaya kudeta yang coba dilakukan paramiliter RSF.

Dua hari pertempuran, jumlah korban jiwa juga terus bertambah.

Korban tewas dalam bentrokan yang terjadi antara militer Sudan dan paramiliter yang berupaya melakukan kudeta bertambah menjadi sedikitnya 97 orang.

Para korban tewas merupakan warga sipil yang terlibat dalam bentrokan sengit sejak Sabtu (15/4) waktu setempat.

Dilansir Daily Mail hingga Minggu (16/4/2023), jumlah korban mencapai 61 orang namun diprediksi telah mencapai 100 korban tewas termasuk dari kalangan sipil.


Perang saudara itu melibatkan dua institusi militer di Sudan yakni kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dan militer organik di negara belahan Afrika Timur itu.

Perang kian membesar karena telah meluas ke beberapa daerah di Sudan.

Baca juga: Hari Kedua Pertempuran di Sudan Tentara vs Pasukan Paramiliter, Puluhan Orang Tewas dan 600 Terluka

Kronologi Pertempuran Sudan

Bentrokan terjadi antara militer yang setia kepada ketua Dewan Kedaulatan Transisional Sudan sekaligus panglima militer, Jenderal Abdul Fattah Al-Burhan.

Lawannya kelompok paramiliter Sudan Rapid Support Forces (RSF) yang dipimpin wakil ketua Dewan Kedaulatan Transisional Sudan, Jenderal Muhammad Hamdan "Hemeti" Dagalo.

Pertempuran ini dilatarbelakangi tensi hubungan yang memanas antara militer Sudan dengan RSF beberapa bulan belakangan.

 
Ketegangan militer vs RSF juga dilatarbelakangi perselisihan antara Jenderal Burhan dan Jenderal Dagalo dalam menentukan masa depan Sudan.


Bentrok bersenjata di Khartum dilaporkan terjadi mulai Sabtu (15/4/2023) pagi waktu setempat.

Sebelumnya, situasi di lapangan memanas karena RSF, yang berkekuatan sekitar 100.000 personel, diterjunkan ke berbagai titik di Sudan.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved